Franky Angkawijaya tengah sibuk memoles dan memodifikasi Conti tipe terbaru yang baru saja ia datangkan di kantornya kawasan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Bagi pembaca yang belum pernah mengenalnya, Franky adalah pemilik Esperto Barista Course yang belokasi di STC Senayan, Jakarta sekaligus distributor berbagai peralatan kopi, salah satunya adalah mesin espresso Conti dari Monte Carlo, Monako. Saya pernah mengenalkan mesin ini sebelumnya walau tidak terlalu detail di sini, dan yang sedang Anda lihat adalah tipe CC 100 PM , dengan sistem piston dan menggunakan lever yang baru saja ia import dari principal-nya.
Mengapa lever ? Franky merasakan bahwa ada beberapa keunggulan mesin yang menggunakan sistem piston ini dibandingkan dengan mainstream yang selama ini justru mengarah pada hal yang serba otomatis. Kesederhanaan dari desain tanpa banyak sistem elektronik, pengoperasian yang terlihat mudah walau harus membiasakan dulu terutama saat tepat melepas lever untuk mendapatkan hasil brewing yang pas dan ini menurut saya ini bagian yang sedikit tricky. Sayang saat itu kami tidak menggunakan thermofilter, sebuah alat yang dipasang pada group head untuk mengetahui secara detail pressure profiling pada saat ekstraksi espresso.
Mesin dengan piston seperti Conti CC 100 atau Kees Van Der Westen tipe Idrocompresso tidak memiliki pompa internal, jadi hanya mengandalkan tekanan dari pompa kecil seperti flojet yang akan mendorong suplai air ke dalam boiler. Conti piston ini mengandalkan pasokan air dari 11 liter kapasitas boilernya yang dipanaskan dengan daya listrik 3500 watt. Tapi jangan khawatir, mesin ini bisa berfungsi bila hanya ingin menggunakan bahan bakar gas atau LPG. Cuma sayangnya daya listrik tidak berkurang apabila kita ingin menggunakan dua sumber pasokan energi, listrik dan gas.
Sebagai catatan Rancilio Classe 6 yang pernah saya ulas beberapa waktu lalu menggunakan daya listrik 4500 watt dan turun menjadi 500 watt bila gasnya dioperasikan. Conti CC 100 yang kami coba tidak punya fasilitas auto fill atau air mengisi sendiri ke dalam boiler, tapi itu bisa diatasi karena Franky akan segera menambahkan fitur penting ini sehingga siapapun yang bekerja di depan mesin ini tidak perlu selalu memperhatikan indikator air.
Kurang dari setengah jam listrik dan gas bekerja secara simultan dan mesin pun siap digunakan tapi menurut Franky akan sedikit lebih lama bila hanya menggunakan gas. Mesin dengan sistem piston tetap harus mengikuti tahapan awal untuk membuat espresso, menggiling kopi (grinding), menempatkan kopi ke dalam basket di portafilter (dosing), memadatkannya (tamping), dan memasangnya ke group head di mesin. Nah sekarang yang sedikit njlimet seperti yang saya katakan di atas.
Pertama lever diturunkan dan bagusnya cukup dengan menggunakan satu tangan karena ringan, tahan di posisi bawah minimal lima detik, lalu lepaskan dan secara perlahan kopi mulai mengalir melalui spout portafilter. Kalau bisa 5 detik mengapa tidak coba dengan 8 detik ? dan kami pun bermain dengan berbagai variasi waktu sekaligus mencoba menemukan ruh atau karakter rasa yang tepat. Sebuah eksperimen tanpa henti dalam ritual menaik turunkan lever demi melihat bagaimana menariknya proses yang sedang terjadi.
Demikian sekilas kunjungan saya ke kantor Franky minggu kemarin untuk mencoba Conti model piston tipe CC 100 yang sudah dipesan beberapa pelanggannya. Harga ? kisaran harga 44 juta rupiah.
* * * * *
Conti CC 100 keren juga, uda pernah make dan sedikit utak atik…
Irit listrik karna bisa pakai gas juga…
klo conti cc100 yg single piston ada gak? brp harganya? utk pembelian conti cc100 single piston, paket apa aja yg bs sy dapat?
Pak akin skr conti cc 100 sudah ada untuk harga bisa call ke 021 532 5953 thanks
conti yg 2 group cc 100 ko ga dimuat om,saya sudah liat di aceh (hip Burger),,saya penasan soalnya,,
mau dimainin apanya om, kalo kopinya udah kelamaan di jalan & di rak, hasilnya crema blonde.
Pake Kees ato Strada ato Mokapot gak beda jauh.
om toni, apa kekuatan tekannya bisa kita atur? sekian bar misalnya…
wew.. 44jt..?? 2 group??
harganya bersaing banget tuh..
hehehehehhehe..
mesinna alus, man behind the gun eh machine-na jago pisan… geus ketebak mah hasilnya!
oh ini toh mesinnya.. pernah di kirimin fotonya sama dia 🙂
looks good seems to do the job nicely.
luv the wooden accesories..