Suatu malam yang cukup sepulang dari kantor saya sempatkan mampir di Lawson di Jalan Caman, kawasan Jatibening untuk membeli makanan siap saji. Sebuah kepraktisan kota besar yang memanjakan pelanggan di tengah kesibukan pekerjaan yang menyita waktu. Sayang tak lama kemudian entah kenapa Lawson yang sering saya kunjungi tiba-tiba tutup mendadak. Kecewa. Hilanglahlah satu convenient store satu-satunya tempat yang sudah membahagiakan saya dalam waktu yang cukup singkat.
Lawson Coffee. Tapi sekitar dua minggu yang lalu saya ditawari untuk menghadiri peluncuran Lawson Coffee dengan wajah baru mereka. Sambil berpikir dulu saat saya sesekali ke Lawson rasanya mereka tak menyediakan kopi, tapi baiklah, tawaran itu langsung diterima. Acara peluncuruan Lawson Coffee dijadwalkan bertepatan pada Hari Pahlawan, 10 November 2020 dan kami akan bertemu di lokasi Lawson yang berlokasi di jalan Cipete Raya no. 67, sebuah gerai yang buka 24 jam.
Rizky Arista Novira. Untungnya perjalanan dari Bekasi ke Jakarta Selatan sepanjang 23km tak memakan waktu lama, lalu lintas cukup bersahabat untuk bisa hadir tepat waktu di kota yang kemacetannya sungguh bisa menyesakan dada. Langsung untuk pertama kali bertemu dengan Rizky Arista Novira, Marketing Manager Lawson Indonesia yang sebelumnya sudah berkomunikasi melalui fasilitas Zoom.
Lulusan Matematika Universitas Diponegoro ini langsung memulai karirnya di Alpha Group sebagai Management Trainee yang selama satu tahun diberikan pelatihan semua aspek bisnis retail. Dari mulai distribusi barang ke semua gerai Lawson, hospitality management, oh ya, tentu Kiky, nama panggilan sehari-harinya harus merasakan bagaimana rasanya bekerja di gerai Lawson di bawah bimbingan Chief of Store.
Pengalaman Kiky sebagaimana Management Trainee secara lengkap akan bisa pembaca dengarkan di Coffeelicious Podcast Episode ke-136. Seru !
Lawson Coffee. Di tahun 2018 sebenarnya Lawson sudah mulai menyajikan kopi di gerainya dengan merek lain setelah 7 tahun memasuki bisnis retail di Indonesia. Namun Lawson Coffee dipilih secara resmi hingga sekarang dan setelah melalui banyak proses konsep baru diluncurkan pada penghujung tahun ini.
Menurut Kiky, dari mulai pemilihan warna gerai yang lebih cerah dengan dominasi warna putih dan aksen kayu yang diilhami dari konsep coffee shop di Jepang. Konsep ini tentunya agak sedikit berbeda dengan banyaknya coffee shop khususnya di Jakarta yang mengadopsi desain dari negara-negara Skandinavia, yang berupa beton, penggunaan kayu, dan juga konsep industrial warehouse yang sempat populer di Indonesia.
Saat ini wajah baru Lawson Coffee masih ada di beberapa gerai dan dalam waktu dekat semua sudah mengadopsi konsep yang sama. Lokasinya masih terkonsentrasi di area Jabodetabek, dan yang paling jauh di rest area km 72 arah ke Cikampek bila Anda berkesempatan mampir ke sini.
Epilog. Kultur Indonesia tak bisa memisahkan kopi dan makanan. Sebagaimana penikmat kopi di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, atau Vietnam, kopi adalah bagian keseharian sebagian besar penduduknya, sebuah acara komunal yang kadang disertai perbincangan tanpa sekat.
Namun demikian, acara ngopi rasanya tak lengkap tanpa ada makanan atau penganan pendamping. Ada Pho di Vietnam, roti kaya di Malaysia, dan mungkin sepiring gorengan di Indonesia. Sebuah paduan yang sering saya istilahkan sebagai holy matrimony.
Demikian juga di Lawson Coffee, pengunjung yang membeli kopi bisa memilih beragam varian makanan siap saji ala Jepang yang harganya juga relatif sama dengan kopi. Sajian kopi Arabika melalui varian menu kopi yang namanya unik dan penganan pendamping untuk memanjakan lidah para pelanggan. Lawson Coffee.