Jaman serba nirkabel membuat pilihan sumber suara atau audio untuk coffee shop Anda tentu jauh lebih ringkas, pilihan yang tak terbatas, serta harga yang sangat terjangkau. Dari sektor pilihan lagu, tak perlu pusing lagi memilah lagu karena penyedia layanan musik streaming seperti Spotify atai iTunes menjadikan pilihan lagu semudah menggeser layar sentuh telepon pintar Anda. Beberapa rekomendasi audio yang mungkin Anda sudah tahu kualitasnya dan bahkan memilikinya. Kesemuanya cocok dengan anggaran untuk coffee shop Anda dan tentu saja suara yang kece nan badai.
Sebelum memilih Audio yang pas. Buat pembaca yang masih belum bersentuhan dengan dunia audio, sebagaimana kopi, racun yang satu ini juga maha dahsyat. Semakin telinga terbiasa mendengar reproduksi suara dari hasil amplifikasi audio kelas atas, rasanya agak sulit kembali ke jalan yang lurus.
Tapi satu prinsip yang harus dipegang, sistem audio yang bagus tak selamanya harus mahal walau bila saya mampu, tentu tak berkeberatan untuk meminang Mcintosh MA800 atau speaker sekelas Sonus Faber Aida agar lebih takzim dan khusyuk mendengar tepukan tabla lagu Terajana-nya bang Haji.
Audio sistem apa dan buat siapa ? Kalau pemilik coffee shop tipe purist, silakan memilih integrated amplifier terpisah beserta satu pasang speaker. Memang agak repot waktu instalasi terutama untuk mendudukan speaker yang harus menyediakan bracket khusus dan menyembunyikan kablenya agar tidak menggangu estetika interior.
Tapi karena sekarang sudah banyak sistem speaker tanpa kabel dengan koneksi bluetooth, tak perlu pusing lagi untuk masalah ini. Tinggal cari lokasi, misalnya di belakang bar, speaker kecil pun sudah bisa dan malah mampu mencukupi kebutuhan audio di coffee shop Anda.
Audio pilihan ini hanya untuk coffee shop kecil yang ukurannya kurang dari 75m persegi dengan anggaran kurang dari 5 jutaan saja. Ini beberapa pilihan yang semoga bisa menjadikan coffee shop Anda “bernyanyi”.
Harman Kardon Onyx 3, harga 2 jutaan. Selalu menjadi favorit sejak versi pertamanya keluar sekitar 3 tahun lalu dengan bentuk fisik yang tak berubah, sebuah speaker dengan sistem bluetooth yang siap melakukan streaming daftar lagu pilihan. Reproduksi suaranya itu yang membuat musik menjadi lebih hidup selama tidak Anda geber dengan bass bertubi-tubi dengan volume kencang.
Tersedia dalam warna hitam atau putih, walau sayang baterenya hanya bertahan 5 jam dan harus kembali diisi ulang. Dibanderol dengan harga 2 jutaan, Onyx ini bisa Anda beli sepasang agar suara lebih terbagi walau saya percaya dengan 1 speaker pun suaranya sudah cukup mengisi ruangan.
Onyx 3 tak enggan memutar berbagai genre musik dan dengan dentam bass bertenaga yang terletak di bagian belakang speaker-nya.
JBL Charge 2+, harga 2.5 jutaan. Mau speaker dengan daya tahan batere hingga 10 jam ? Gunakan JBL Charge versi 2+ atau 3 dengan dimensi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan Onyx 3. Saya pastikan speaker yang beratnya hanya 1/2 kg ini akan menjadi favorit pembaca karena kualitas audio serta penempatannya akan jauh lebih mudah dan bahkan bisa disembunyikan.
Ah suaranya, entah piranti apa yang ditancapkan oleh pabrikan JBL di bagian dalamnya yang membuat speaker ini mampu menyajikan spektrum suara yang luas bahkan untuk komposisi musik serumit O Fortuna-nya Carmina Burana dari Orf atau qasidah Umm Kulthum.
Sulit untuk tak mencintai JBL Charge 2+ yang saya miliki dan mungkin juga sesuaid engan selera para pembaca yang menginginkan sebuah speaker super ringkas dan daya tahan batere prima.
Quad 11L Active. Dijual 1 pasang dengan dimensi sebagaimana umumnya speaker bookshelves dan saat ini cukup jarang ditemukan di toko-toko audio. Jangan berharap fitur teknologi terkini seperti bluetooth pada Quad, karena koneksinya hanya terbatas pada kabel RCA dan/atau “balanced” yang bisa tersambung dengan digital audio player atau telepon pintar. Jadi siapkan kabel panjang dan outlet listrik khusus pada lokasi yang sudah ditentukan.
Speaker aktif seperti Quad 11L sebenarnya juga lebih sederhana karena kita tak perlu lagi membeli amplifier terpisah karena pada masing-masing unit-nya sudah dilengkapi dengan sistem pengeras suara.
Walaupun pemasangan dan penempatan sedikit repot, tapi bila Anda menginginkan sebuah suara natural yang detail dan bisa didengarkan tanpa kuping merasa kelelahan, saya merekomendasikan speaker ini.
Bila pilihan di atas tak cocok, masih banyak speaker lain yang tak kalah bagus tentunya. Silakan di audisi dan nilai dengan selera pribadi karena sebagaimana rasa, pendengaran juga bersifat subjektif.
Jadi sebagai jamaah NU saya cuma bisa berkata, jangan jadikan artikel ini sebagai patokan karena tafsir saya tentang suara yang “bagus” belum tentu sama dengan interpretasi pembaca. Cuma saya tetap berpegang pada hasil ijtihad saya, bahwa , audio bagus tak perlu mahal. Demikian.
* * *
sepekernya mantep banget itu
pak Toni ini racunya mantab ya hahahaha, saya sudah Pensi main beginian jadi pengen lagi DIY. Lagi tertarik bikin bluetooth speaker sendiri, tapi kalo di hitung-hitung habisnya sama kayak beli Build Up yak?hahahahah
Wah, bahas alat.
Bahas daftar putarnya dong Om. Maaf kalau sudah pernah, mungkin saya yang melewatkan.
Apakah Marshall Acton/Kilburn menurut Pak Toni bisa bersaing dengan speaker diatas yang dikhususkan coffee shop kecil ?
Bisa juga, saya penggemar produk Marshall dan Acton atau Kilburn, punya tonalitas khas Marshall dengan suara yang lebih warm … menurut saya aja 🙂
Mantaf… mari menikmati “racun” ini. untuk quad 11L2, sayang konsumsi listriknya besar (200W)
Jenis “racun” yg satu ini udah lama gak saya konsumsi..karena perangkat utk menghasilkan “racun” jenis ini juga gak murah.. Sedangkan utk DIY biar lbh murah skrg waktu jadi kendala.Padahal “racun” jenis ini jika dicampur dg “racun” kopi bisa jadi “lethal combination” yg membawa konsumennya ke level “mabuk tingkat dewa”.. ?
Yes, “lethal combination” makanya saya udah berhenti walau godaan sana sini 😀
Terajana~ terajana~