Lima tahun lalu di sebuah gerai Starbucks kawasan Pancoran saya mengikuti “Coffee Talk” acara rutin yang digelar oleh perusahaan ini buat siapa saja yang ingin mengetahui cara menyeduh dan menikmati kopi. Coffee Master yang harus melewati pelatihan khusus dan setelah lulus ditandai dengan apron berwarna hitam dan dengan gaya kasual menjelaskan cara penggunaan french press dan yang paling penting “pairing food” !
Itu perkenalan saya pertama kali dengan Starbucks Indonesia dan para sejak itu mulai bersentuhan dengan kultur sebuah perusahaan yang selalu menyebut dirinya sebagai “people company”.
Kini setelah selama 12 tahun perusahaan ini hadir di Indonesia, Starbucks mengenalkan satu gerai spesial yang dinamakan “Starbucks Reserve”, yang menurut press release-nya dikategorikan sebagai ultra premium coffee untuk lebih meningkatkan pengalaman menikmati sajian minuman ini. Saya mendapat kehormatan diundang untuk berbagi pengalaman pribadi tentang Starbucks di hadapan rekan media cetak dan elektronik.
Desain gerai yang jauh berbeda dengan simbol kearifan budaya lokal seperti desain batik daun dari Flores di salah satu dindingnya, hingga lantai kayu yang khusus dari material yang didaur ulang dari perahu di Sunda Kelapa Jakarta. Buat saya ini pengalaman yang jauh berbeda dibanding dengan gerai mereka pada umumnya.
Saat ini Starbucks Reserve baru menyajikan dua kopi Reserve berupa Finca Nuevo dari Mexico dan Yirgacheffe, Ethiopia. Bila Anda menyukai karakter manisnya brown sugar, cobalah Finca Nuevo dan untuk yang lebih ke arah floral dan fruity, pilihannya adalah Yirgacheffe.
Tapi saya sedang menanti kehadiran kopi Indonesia dari perkebunan sekitar Danau Toba, “Blue Batak” salah satu kopi kopi bermazhab Reserve dari Indonesia selain enam varian kopi Indonesia lain yang akan segera menyusul : Sumatra Rasuna, Aged Sumatra Lot, Isla Flores, Sumatra Wahana Estate, West Java, dan Blue Java.
Mengapa disebut Reserve ? Menurut Starbucks, terdapat standard mutu yang sangat ketat untuk menjadikan kopi dimasukan ke dalam kategori ini. Diklasifikasikan sebagai Reserve karena kopinya dipetik dan diolah secara khusus selain jumlahnya yang sangat terbatas. Sebagai informasi, dulunya Reserve hanya dijual secara on-line, dan Galapagos San Cristobal merupakan kopi Reserve pertama yang diperkenalkan oleh Starbucks kepada publik di tahun 2010.
Ada yang berbeda karena Anda bisa memesan kopi “manual brewing” dengan sistem drip (flat bottom) yang khusus disajikan oleh para Coffee Master. Para Coffee Master adalah garda terdepan di setiap gerai Starbucks yang biasanya membawahi para partner (sebutan Starbucks untuk penyaji kopi) dengan apron berwarna hijau. Tapi khusus di Starbucks Reserve, sajian kopi Anda hanya akan dibuat oleh para Coffee Master yang sebelumnya harus melalui seleksi dan ujian dalam program yang dikembangkan oleh Starbucks.
Desain chic Starbucks Reserve Store bisa Anda kunjungi di Mall Grand Indonesia, Jakarta, di bagian West Mall.
* * *
Siang Pak Toni,mau nanya siapa desain interior Starbucks Grand Indonesia yaa?thx so much infonya pak
ayo cepat datanglah clover!!!
Strategi untuk menyaingi kepopuleran manual brewing oleh outlet lain yg sedang marak di Jakarta akhir akhir ini?
Mungkin iya, tapi mereka belum mengeluarkan senjata pamungkasnya, Clover !
Pak Toni apa kabar? Mau tanya bedanya ‘reserve’ dengan ‘specialty’ apa pak? Terimakasih.
Hallo Muadzin, kabar baik. Reserve ya menurut saya sih ke sana arahnya, specialty.
wah keren, reserve
Pingin nyobain 🙂
Terima kasih utk informasinya pak TW, cikopi memang TOP 🙂
Awesome.
bukannya masih bulan maret ya pak TW ?
hehehehe.. :p
Makasih Anto koreksinya …. kapan main lagi ke rumah ?