Lewat jam satu siang pesawat Cathay Pacific yang saya tumpangi dari Hong Kong akhirnya mendarat di bandara John F. Kennedy New York setelah menempuh perjalanan non stop selama 14 jam. Penerbangan jarak jauh ke Amerika memang perlu stamina yang luar biasa. Duduk hampir 24 jam di penerbangan kelas ekonomi memang bukan pekerjaan yang mudah dan tentu saja meletihkan. Saat turun dari pesawat. rasa kantuk langsung menyerang karena jam tubuh memerintahkan mata untuk segera beristirahat. Namun saya harus melewati pemeriksaan imigrasi terlebih dahulu dan ini yang sering membuat tegang.
Untunglah kali ini nama ala “jihadis” seperti saya tidak harus melewati secondary check, saat orang-orang dengan nama “indah” lainnya harus meladeni pertanyaan petugas Homeland Security di ruangan khusus. “You’re set” kata perempuan kulit putih sambil menyerahkan paspor yang sudah dicap izin tinggal selama enam bulan. Maka mulailah perjalanan saya selama 9 hari di tanah Amerika untuk meliput kegiatan SCAA Exposition di Boston Convention Center yang akan berlangsung dari tanggal 10-14 April.
Dua minggu sebelum tanggal keberangkatan saya sudah mengajukan permohonan kepada SCAA untuk hadir sebagai perwakilan dari media agar bisa bebas melakukan peliputan di ruang pameran dan kegiatan lainnya. Hanya perlu waktu dua hari dan melalui sebuah surat elektronik SCAA memberikan persetujuan bahwa cikopi.com disetujui sebagai “credentialed media” pada acara tahunan mereka.
Setelah menginap semalam di kediaman resmi Duta Besar RI untuk PBB yang sudah berbaik hati memberikan akomodasi, kami beranjak menuju Penn Station di pusat kota New York untuk melanjutkan perjalanan ke Boston. Kereta Acela Express dari Amtrax yang berangkat jam 14.30 hanya membutuhkan dua jam untuk sampai di South Station, Boston. Udara dan angin dingin yang berkisar lima derajat langsung menyambar saat keluar dari stasiun, akhirnya saya menginjakan kaki di salah satu kota tertua dan paling bersejarah di Amerika. Romantisme sejarah harus segera dihentikan dan kami beranjak menuju Hyatt Harborside Hotel yang bersebelahan dengan bandara Logan International.
Sambil merebahkan diri saya menikmati kerlip lampu kota Boston yang indah dari kamar hotel sambil mencoba mengingat kembali peristiwa 240 tahun yang lalu di lokasi yang tak jauh dari tempat saya menginap. Boston Tea Party.
(bersambung)
* * *
Euleuh..euleuh…, yg jalan2 keluar negeri…paten sekali….he he he he. Tapi kang sy mau tanya…Ari asa kopi di Boston tetep wae “pait” ya….wakakakakakaaaa…… Punten kang, heureuy…..
Wahhh, saya telat tahunya. Kalau ke sini lagi, kabarin saya Bung. Selama saya masih di sini, nanti saya ajak berkeliling Boston, mencoba kopi stumptown dari Portland, syukur kalau mau menginap di kontrakan saya.
Salam Bang.
makin menarik utk ditunggu kelanjutannya nih..
great…
sedikit tulisan banyak yang bisa dibaca, kekhasan Tony Wahid [kali yach]
ditunggu tulisan lanjutannya Pak…