Atlet Renang Jawa Barat. Jika saja ia melanjutkan kuliahnya untuk menjadi seorang guru olah raga, mungkin kita tidak akan melihat hasil karya mesin roasting nya Sugiarto yang biasa dipanggil Giar. Di kolam renang ia mengukuhkan prestasinya sebagai atlet yang pernah menyabet medali emas pada ajang Pekan Olah Raga Jawa Barat pada tahun 2006 dengan catatan waktu 26 detik.
Tapi pendidikan olah raga yang sudah ia ambil di Universitas Islam 45 Bekasi selama beberapa semester tak jadi ia lanjutkan. Giar malah mengambil jurusan teknik mesin sebuah bidang yang ia lebih minati dan berhasil lulus di tahun 2014.
Keahliannya sebagai seorang lulusan teknik mesin dimanfaatkan salah satunya dengan menciptakan sebuah alat untuk melatih gaya berenang. Dengan alat ciptaannya, seorang atlet renang bisa melatih dan menyempurnakan gerakan terutama di bagian kaki dan tangan tanpa harus berada di kolam. Alatnya masih digunakan oleh KONI untuk melatih banyak atlet renang Indonesia.
Mesin Pertamanya Untuk Penjual Kopi Keliling. Seorang penjual kopi yang menggunakan motor Vespa mengenalkannya dengan minuman ini. Sebuah momen penting saat bapak pedagang dengan fasih menceritak banyak kisah dibalik secangkir kopi. Tapi bapak itu punya satu permintaan saat tahu kalau Giar adalah seorang yang suka ngoprek mesin. Ia minta dibuatkan sebuah mesin yang bisa digunakan untu menyangrai kopi dengan kapasitas 2 kilogram. Cukup dengan menggunakan engkol atau tuas untuk memutar drum nya kata si bapak tadi.
Tak berapa lama mesin roasting hasil kreasinya jadi. dasar orang teknik, ia malah melengkapi mesin tersebut dengan sebuah motor yang ia manfaatkan dari pompa air bekas dan belt agar drum bisa memutar tanpa harus mengeluarkan tenaga untuk memutar tuas. Jadilah itu sebuah mesin roasting pertamanya yang berhasil dibuat yang walaupun sederhana sudah bisa digunakan tanpa kendala hingga saat ini oleh si pedagang kopi tersebut.
Dari situ mulailah ia berniat untuk lebih serius untuk menekuni bidang yang sama sekali baru. Mengapa ia tidak memproduksi mesin roasting sendiri yang memiliki spesifikasi dan fitur yang biasa terdapat pada mesin kelas profesional lainnya.
Desain, Prototip. Perjalanan ke arah sana tentu memerlukan proses untuk meneliti banyak mesin-mesin roasting lain yang biasa digunakan di banyak berbagai coffee shop. Ia juga mulai melakukan banyak interaksi dengan berbagai sumber untuk melihat kebutuhan apa saja yang biasanya diinginkan oleh para roaster. Tak cukup, Giar juga belajar di kelas roasting untuk tahu lebih banyak tentang mesin yang kelak akan lahir dari tangannya.
Mulailah projek pembuatan mesin roasting dengan modal dari usaha konveksi yang masih ia jalani hingga sekarang. Dari desain untuk prototip pertamanya hingga mulai memproduksi mesin roasting pertamanya tak butuh waktu lama. Tapi kesulitan yang dihadapi salah satu adalah pada desain drum dan tata letak air flow agar keduanya bisa bersinergi. Tapi bagusnya, dalam hitungan bulan sebuah mesin roasting berkapasitas 1 hingga yang terbesar 3 kilogram berhasil ia buat.
Fitur Pada Mesin Roasting Maestro. Beberapa fitur yang biasa ditemukan dalam mesin profesional seperti mekanisme ventilasi untuk mengeluarkan asap panas dari ruang roasting, ia tanamkan dalam mesinnya. Lalu terdapat alat pengukur suhu untuk biji kopi dan ruang dalam mesin roasting. Giar juga memasangkan sebuah mekanisme yang membuat putaran drum bisa digerakan ke arah berlawanan saat ada biji kopi nyangkut dan mengakibatkan drum tak mau jalan.
Fitur ini cukup menolong sehingga operator tak perlu lagi menghentikan secara total mesin yang sedang bekerja. Cukup menekan tombol untuk menonaktifkan putarannya lalu setelah berhenti, tinggal memutar drum ke arah berlawanan untuk membebaskan biji kopi yang terjepit di celah drum.
Di bagian panel, Giar menempatkan beberapa parameter digital seperti suhu biji kopi dan chamber roast, lalu ada juga kecepatan drum yang bisa diatur dari 0 hingga 140 RPM. Selain itu ada tombol motor kipas saat akan mendinginkan biji kopi yang baru selesai di roasting.
Tungku pemanas atau burner akan secara otomatis aktif sebagaimana fungsi thermostat pada saat terjadi perubahan suhu yang sebelumnya sudah dilakukan pengaturan.
Stainless & Iron Cast. Maestro Roaster saat ini menggunakan drum dari material stainless dengan ketebalan 6mm dan memenuhi kualifikasi keamanan untuk industri makanan yang baru-baru ini sudah lulus pengujian serta sudah memenuhi standard nasional (KSN). Sedangkan besi cor atau iron cast yang tebalnya merupakan opsi yang bisa dipilih pembeli dengan perbedaan harga 10 juta.
Pada saat tulisan ini dipublikasikan, harga mesin roasting 5Kg dijual seharga 85 juta, lalu turun menjadi 70 juta untuk kapasitas 3Kg. Harga terendah adalah 55 juta untuk yang 1Kg.
Memilih nama merek Maestro dengan harapan orang yang mengoperasikan mesinnya bisa menjadi seorang yang benar-benar menguasai mesin roasting yang ia buat. Misalnya mesin 5kg ia namai dengan Beethoven, sedangkan yang berkapasitas 3 kg dipilih nama komponis Mozart, terakhir Bach untuk yang 1 kg.
Bengkel pembuatannya berlokasi di sebuah ruko kawasan Galaksi, Jaka Setia, kota Bekasi yang dilengkapi dengan banyak peralatan dan beberapa orang karyawan yang sedang sibuk mengerjakan pesanan saat saya datang berkunjung ke sana.
Coffeelicious Podcast Episode 97 : Maestro Roaster. Para pembaca bisa sekaligus mendengar percakapan dalam Podcast yang bisa disimak di Spotify. Selama lebih kurang 2 jam kami berbincang tentang Maestro Roaster dan tentu banyak topik lainnya yang menarik.
Keterangan lebih lanjut bisa pembaca tanyakan di akun IG mereka @maestroroaster atau langsung web mereka.
* * *