Menurut istrinya Elva Josephine, bila saja ia mau menjadi seorang pemandu wisatawan di Bali dengan pendapatan yang sungguh jauh lebih besar, dan industri kopi Indonesia tidak akan mengenal William Edison, pria kelahiran kota nelayan di Bagansiapiapi, Kepulauan Riau.
Di Pulau Bali, ia memulai menapakan jejaknya dengan membuka sebuah gerai kecil yang menjual kopi dan penghasilan tidak seberapa.
Tapi dengan dukungan penuh istrinya, William kini sudah melangkah jauh dengan memproduksi mesin roasting yang produknya bahkan sudah diekspor hingga ke berbagai belahan dunia serta baru saja membuka kelas roasting kopi yang berlokasi di Alam Sutra, Tangerang.
Mesin Roasting 7 jutaan. Apa yang selalu ingat dari William ? Di awal tahun 2012, ia menggotong sendiri mesin roasting yang baru saja diperkenalkan kepada publik untuk dicoba di rumah saya.
Harganya pada saat itu 7 jutaan dan menjadi sebuah terobosan penting mengingat harga dan kualitas yang cukup baik dari sebuah produk lokal.
Mesin roasting-nya bisa diibaratkan bagaimana seorang fotografer yang masih menggunakan kamera film atau sistem analog dimana bukaan cahaya, kecepatan, dan kepekaan film harus disesuaikan agar hasilnya pas.
Dengan kata lain, pengguna mesin roasting ini diajak untuk “bermanuver” mengatur suhu dan aliran udara panas serta waktu hingga menemukan resep yang kira-kira dirasa sudah pas.
Maklumlah, kecuali sebuah termometer yang terpasang di panel depan untuk mengetahui suhu biji kopi, semua parameter roasting harus dilakukan secara manual tanpa bantuan alat apapun apalagi program komputer.
Tapi sesungguhnya dengan kesederhanannya, justru itu yang menjadi keunggulan mesin ini. Sebuah alat yang akan menjadi pembelajaran penting bagi siapapun sebagai langkah awal untuk memahami karakteristik proses roasting sekaligus tahu apa kelemahan dan kekurangannya.
Bila sudah terbiasa rasanya tak sulit untuk melakukan penyesuaian saat naik kelas ke mesin yang sudah dilengkapi dengan berbagai fitur lengkap.
Walau kini harganya sudah mendekati 20 jutaan untuk versi yang sudah disempurnakan, William tak pelak sudah menjembatani kebutuhan para roaster yang tak perlu mengeluarkan anggaran puluhan hingga ratusan juta dan siapa tahu bisa menjadi awal untuk memulai usaha skala roasting rumahan
Kelas Roasting di Jakarta. Puas sampai di situ ? Tidak. Ia mulai masuk ke wilayah pendidikan dengan mulai berbagi cara roasting kepada publik. Kelasnya di Bali seringkali dipenuhi oleh peminat yang justru datang dari luar Bali terutama dari Jakarta.
Hingga ia berpikir lalu memutuskan membuka tempat yang sama di penghujung tahun 2018 di kawasan Alam Sutra, Tangerang, “William Edison Coffee Lab”
Sebuah ruko di komplek De Mansion Alam Sutra yang terdiri dari 3 lantai dijadikan tempat untuk para calon roaster sebagai langkah awal untuk menyelami seluk beluk “memasak” biji kopi.
Di kelas ini seorang peserta akan belajar fondasi penting cara roasting kopi selama 3 hari penuh dengan praktek langsung menggunakan mesin buatannya.
Lab-nya di desain dengan standar baku terutama di bagian ruang pengujian rasa dengan berbagai atribut penting terutama dari aspek pencahayaan dan peralatan sebagai persiapan jangka panjang untuk kelak siapa tahu akan dijadikan SCA Campus.
Mini Roaster 100 Gram. Kesempatan bertemu dengan WIlliam tentunya sambil mengintip produk terbarunya, sebuah mesin roaster yang hanya bisa memuat 100 gram. Sebuah kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan SUJI di kota Bandung.
Prototip nya sudah cukup lama mereka kembangkan, tapi saya yakinkan kepada para pembaca, produk ini asli dibuat di Indonesia.
Saya masih menunggu produk yang akan khusus dituliskan buat para pembaca dalam beberapa hari ke depan. Walau tak berprofesi sebagai roaster, saya akan mencoba sebuah mini roaster yang tentunya sudah ditunggu bagaimana performanya.
Lalu mengapa hanya 100 gram ? Karena produk ini ditujukan untuk skala rumahan mengingat kapasitasnya yang hanya 100 gram, atau setidaknya bisa dijadikan sample roaster.
Secara sekilas kualitas rancang bangunnya cukup mumpuni dan saya percaya sepenuhnya kepada SUJI yang sudah punya jam terbang panjang di arena manufaktur.
Bukan saja dikenal dengan produksi peralatan medis atau laboratorium serta kopi, tapi juga di bidang aeronotika. Ya, komponen pesawat terbang.
Jadi mohon bersabar untuk menunggu tulisan selanjutnya tentang mesin roasting terbaru hasil kolaborasi antara William Edison dengan SUJI Bandung.
* * *
Ditungguin pak. Rencana kalau ada dana mau meminang juga.
Mudahan Bung TW bisa review ini mesin, ditunggu reviewnya