Arthur Ary Oyong (32) dari Lalito memperlihatkan prototip mesin roasting yang sedang ia kerjakan. “Masih belum sempurna” ujarnya, tapi bila nanti berhasil setelah melalui berbagai penyempurnaan, Lalito Coffee Bar akan memiliki mesin roasting sendiri. Kota Padang bukan hanya sedang tumbuh untuk urusan berdirinya banyak coffee shop, seseorang sudah mulai masuk ke arena manufaktur mesin roasting sebagaimana yang dilakukan oleh Ary walau untuk sementara ini akan digunakan sendiri.
Jap’s Style. Susah ya kalau banyak hobi, jadi melihat motor modifikasi yang kini menjadi aliran Jap’s Style di depan pintu masuk Lalito Coffee Bar saja sudah menyenangkan, walau masa motor-motoran di Bandung sudah lewat.
Saya diajak ke Lalito oleh teman-teman di Rimbun Coffee selama berada di Sumatra Barat minggu kemarin. Bertemu dengan Ary, empunya Lalito yang coffee shop-nya resmi dibuka di awal tahun 2014.
Saat ini lokasinya berada di jalan Wolter Monginsidi kota Padang, tapi perlu dicatat bahwa mungkin dalam waktu yang tak lama lagi mereka akan hijrah ke tempat baru. Tujuannya semata agar bisa mengakomodasi para pengunjung yang semakin ramai dan tempat mereka berbagi cerita tentang kopi, selain untuk ruang roasting.
Namanya Coffee Bar tentu menyediakan kopi dari banyak varian terutama yang berasal dari Sumatra Barat serta wilayah lain di Indonesia. Sambil menyesap kopi, Ary yang lulusan Hubungan Internasional dari Universitas Andalas Padang malah sempat berkarir di bidang properti di Singapura.
Menghabiskan masa 3 tahun di kota singa tersebut sambil wara wiri ke beberapa coffee shop di sana. Pengalaman ini mengunjungi coffee shop di sana rupanya berbekas dan saat kembali ke Indonesia, ia mulai berpikir, mengapa tidak mencoba bisnis ini. Lalito lahir dua tahun lalu di tempat yang saya kunjungi kemarin.
Membangun mesin roasting. Seiring waktu, Ary yang tak punya latar belakang tekni, mulai tertarik untuk membuat sendiri mesin roasting. Sebelumnya ia “maksa” meminjam mesin roasting rekannya yang buatan William Edison. Bukan hanya digunakan untuk belajar merendang kopi, tapi juga ingin mengetahui mekanisme atau cara kerja mesin tersebut.
Setelah dirasa cukup paham, maka sejak bulan Oktober tahun kemarin, Ary mulai nekat menceburkan diri di bengkel dan mulai membangun mesin roasting-nya.
Lancar ? Tentu tidak. Dari kesalahan memilih material, roasting blade, kecepatan motor yang tak sesuai, hingga biji kopi pecah saat mesin dioperasikan. Belum lagi masalah ventilasi (air flow) dan pendinginan yang kesemuanya harus diuji coba terus.
Tapi Ary tetap optimis bila dalam waktu dekat mesinnya akan berhasil dibangun dan bila saatnya tiba, satu lagi fabrikasi mesin roasting di wilayah barat Indonesia akan hadir, walau dalam skala industri rumahan.
* * *
Saya juga berniat membuat mesin roasting sendiri, skrng saya baru berhasil membuat monitor suhu dari arduino thermocouple ke software artisan ataupun roastlogger, kira2 apa saja yabg harus di perhatikan dalam pembuatan roasting mesin.