Bayangkan sebuah waralaba kopi yang mengelola lebih dari 1.000an gerai di seluruh Korea Selatan semenjak kehadirannya di tahun 2001. Ediya Coffee boleh dibilang waralaba tersukses di Korea dengan produk yang tersebar hingga menjangkau mini market dan sebentar lagi mereka berencana untuk berekspansi ke Cina. Saya berkesempatan mengunjungi salah satu gerainya dikota Seoul, yang luar seperti “hanggar pesawat” canda teman saya dari Amerika.
Pertama masuk, di sebelah kiri terdapat gerai penjualan retail dimana pengunjung bisa mencoba kopi dari beberapa varian yang mereka tawarkan termasuk peralatan seduh kopi.
Lalu bagian kedua di sebelah kanan adalah ruang roasting dengan mesin Probat tipe industrial yang entah berapa kg kapasitasnya beserta satu Probatone 5kg. Ruangannya tembus pandang hingga setiap orang bisa langsung melihat aktivitas roasting yang sedang dilakukan.
Sebelum menuju ke bar, aroma bakery sudah mulai menyambut pengunjung yang produknya dibuat sendiri oleh Ediya. Lalu bagian utama tempat pengunjung memesan kopi yang dilayani oleh dua orang Barista yang mengoperasikan dua mesin espresso “Black Eagle” dan berbagai perangkat seduh.
Ada 5 jenis minuman yang terdapat dalam menu mereka : espresso, filter, cold brew, teh, serta minuman lain termasuk coklat. Coba kita lihat varian kopinya, di bagian filter mereka menyajikan Tarazu dari Kosta Rika yang masuk ke dalam Cup of Excellence (dari Vara Blanca de Dotta) , lalu ada Yirgachefee dari Ninety Plus.
Kopi Indonesia ? Ada tentunya dari Gayo untuk milk based yang berjajar dengan Kolombia, Brazil, Guatemala, serta Ethiopia. Demikianlah kopi-kopi yang disajikan oleh waralaba terbesar di Korea yang tempatnya banyak dikunjungi oleh kalangan urban terutama selepas jam kerja.
Para pebisnis di Korea yang akan membuka cabang Ediya setidaknya harus menyiapkan dana bulanan sebesar 250 ribu Won per bulan atau sekitar hampir 3 jutaan untuk franchise fee. Ediya Coffee akan terus mengembangkan sayap bisnisnya siapa tahu Anda tertarik membukanya di Indonesia 🙂