Adalah model Linea Classic yang menjadi momentum kesuksesan bagi La Marzocco saat mesin espresso ini menjadi salah satu ikon manakala genre kopi spesial mulai tumbuh dengan pesat di tahun 2000an, khususnya di benua Amerika. Kini Linea Classic hadir dengan versi mini yang ditujukan bagi pengguna mesin espresso di rumah yang menginginkan kehandalan tipe Classic dari salah satu pabrikan yang memiliki reputasi dan tradisi panjang sebagai produsen mesin espresso high-end.
Sebelum Membeli Linea Mini. Ini sebuah mukaddimah singkat bagi Anda yang sekarang sedang diuji kekutan imannya dengan pertanyaan apakah Linea Mini yang akhirnya akan menjadi pajangan di bar Anda. Bila iya, silakan terus dibaca artikel ini dan semoga bisa memberikan sedikit informasi akan sebuah mesin tipe terbaru dari La Marzocco sejak debut tipe GS3 hampir satu dekade lalu.
Selanjutnya mari kita bedah Linea Mini yang saya pinjam selama hampir 1 bulan dari distributornya di Indonesia, PT Sukanda Djaya. Tentu sambil menelaah beragam fitur penting lainnya dari sebuah mesin dengan harga 60 jutaan.
Semua Aksesoris Sudah Tersedia. Saat membeli Linea Mini, mesin ini akan diantar ke tempat Anda dalam sebuah kemasan karton dan pelindung berupa palet kayu di bagian bawahnya. Tak perlu lagi memikirkan untuk membeli tamper (pemadat kopi pada portafilter), tempat steam susu atau pitcher, hingga alat pembersih sudah tersedia di dalam kemasan “barista kit“. Bahkan La Marzocco menyediakan alat pengetesan air walau hanya berupa elemen “hardness”.
Tapi bila ingin melakukan pemeriksaan air secara lengkap, situs La Marzocco merekomendasikan kualitas air untuk semua mesin espresso-nya dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kualitas air seperti rekomendasi di atas tentunya menarik untuk dikupas, tapi saya simpan dulu untuk tulisan di waktu yang akan datang.
Empat filter basket. Perlengkapan lainnya berupa 4 buah filter basket dengan ukuran 7, 14, 17, dan 21 gram kopi yang bisa dipasangkan pada masing-masing portafilter (single dan double spout).
Desain, Fitur dan Spesifikasi. Untuk tulisan ini saya memilih warna putih walau Linea Mini menyediakan berbagai pilihan warna-warna lainnya yang bisa Anda pilih sesuai dengan selera seperti hitam, kuning, stainless, merah, atau light blue untuk koleksi terbarunya.
Secara keseluruhan bentuk fisiknya tak jauh berbeda dengan model Classic yang secara geometris berbentuk trapesium dengan bagian atas yang lebih lebar lalu menyempit ke bawah. Ukurannya yang kecil menjadikan Mini tak memakan tempat dan semestinya terlihat elegan di sudut ruang kopi Anda.
Fitur-fitur penting yang terintegrasi dengan Linea Mini :
Mechanical Paddle. Sebagaimana mesin kelas komersial seperti Strada EP, La Marzocco melengkapi Linea Mini dengan arsenal yang sama berupa mechanical paddle. Tapi jangan yay dulu, karena paddle yang terdapat di Linea Mini hanya memiliki 3 fungsi, pertama untuk menggerakan “micro switch” alias on dan off saja.
Kedua, mengaktifkan dua buah lampu led untuk menerangi saat brewing. Lampu hanya akan menyala selama paddle pada posisi on atau brewing dan kembali gelap saat paddle pada posisi off.
Pre-set Pre-infusion. Ini fungsi ketiga, sebagai pre-set pre-infusion dengan nilai default selama 2 detik yang tak bisa ubah. Tapi bila tetap ingin melakukan tweak, situs The Coffee Machinist berhasil melakukan modifikasi sedemikian rupa agar Mini bisa melakukan pre-infusion dan tidak terbatas pada waktu 2 detik saja. Tapi saya cenderung untuk tidak melakukan modifikasi apapun dan membiarkan mesin apa adanya.
Integrated Brew Group. Intinya sebuah boiler kecil yang terletak di atas group head, yang hanya konstruksinya saja menyatu dengan steam boiler dalam satu komponen untuk menghemat tempat dan efesiensi energi, tapi kedua boiler tetap bekerja secara terpisah.
Proportional Integral Derivative (PID). Dengan PID yang terpasang pada samping kiri Linea Mini (jog wheel), dimaksudkan agar pengguna bisa mengatur suhu seduh kopi di group head. Berupa potentiometer yang hanya ada angka 96 (derajat Celsius) tepat berada di tengah antara garis biru dan merah tanpa ada angka-angka lainnya.
Menurut saya, mungkin akan lebih baik bila La Marzocco bisa menambahkan angka yang tertera jelas pada pemutar PID serta titik indikator agar pengguna tidak mengira-ngira suhu yang dipilih pada saat memutar alat ini.
Lima Detik. Saat berada di pabrik La Marzocco, saya bertanya kepada insinyur di sana tentang delay atau berapa lama perubahan suhu bisa terjadi pada saat jog wheel diputar, katakanlah diubah dari 96 ke suhu 92 derajat ? Mereka menjelaskan bahwa komponen PID disertai dengan perangkat elektronik yang akan memastikan bahwa suhu akan berubah dalam waktu 5 detik saja.
Drip Tray. Di bawah drip tray terdapat dua magnet agar posisinya tidak berubah saat terpasang. Kapasitas drip tray bisa memuat maksimal 2 liter air hasil sisa brewing, jadi cukup besar untuk Anda yang hanya menyeduh kopi sesekali di rumah.
Tapi sebuah lubang kecil tersedia di bagian tengah drip tray untuk mengalirkan air ke bagian bawah bila pengguna ingin menyambungkannya dengan pipa elastis hingga tak perlu repot membuang air kotor.
Tangki Air. Pada mesin-mesin merek lain yang pernah saya coba, kedudukan tangki air biasanya terdapat di belakang dengan posisi vertikal. Tapi tidak dengan Linea Mini yang menempatkan tangki air di bagian belakang drip tray dengan posisi horizontal yang bisa memuat hingga 3.5 liter.
Jadi bila air sudah habis, pengguna harus menarik drip tray terlebih dahulu dan membuka penutup kecil pada tangki untuk kembali mengisi kontainer dengan air.
Sensor Air. Sistem tangki air yang sama juga diterapkan pada mesin domestik high-end seperti La Marzocco tipe GS3. Keduanya dilengkapi sebuah sensor yang akan memberitahukan pengguna saat kedudukannya belum pas atau volume air yang kurang melalui kedipan lampu led berwarna biru pada Linea Mini (pada GS3 infonya ditampilan pada display digital)
Direct Plumbing. Untuk penggunaan komersial, tentu tidak praktis mengisi ulang air di dalam tangki, jadi atas masukan konsumen, La Marzocco menyediakan opsi “plumbing kit” yang bisa disambungkan ke sumber air. Saat tulisan ini dipublikasikan, plumbing kit dijual seharga 1.5 jutaan.
Manometer. Dua manometer analog terletak dibagian depan, sebuah komponen penting untuk melihat tekanan pompa pada saat melakukan brewing dan steam boiler. Tuas steam berada di bagian kanan sedangkan air panas dengan suhu tetap sebesar 212 F atau 100 C berada di kiri panel yang difungsikan dengan memutar ke arah kiri pada masing-masing tombolnya.
Portafilter. Beratnya setengah kilogram yang terbuat 100% dari stainless steel dan bukan tembaga yang dilapisi stainless. Material ini membuat portafilter lebih tahan terhadap proses oksidasi dan tentu saja gampang untuk dibersihkan.
La Marzocco mendesain portafilter yang harus digunakan dengan posisi mendatar pada saat tamping agar tekanan lebih merata. Selain itu perusahaan ini sengaja membuat spout yang mudah lepas bila dijadikan tahanan pada saat melakukan tamping.
Menggunakan Linea Mini. Dengan daya listrik yang hampir mencapai 1.700 watt dan tanpa bisa me non-aktifkan pemanas pada boiler utama untuk menghemat energi, maka itulah jumlah listrik yang harus terus dipasok untuk mengoperasikan Linea Mini.
Proses pengisian air pada tangki sebanyak 3.5 liter tentunya harus dilakukan pertama kali sebelum mesin dinyalakan. Walau kedudukan tangki air berada di bagian belakang drip tray, saya tak berkeberatan untuk mengisi ulang kontainer air pada saat dibutuhkan.
Lampu indikator berwarna merah terus berkedip saat boiler mulai memanaskan air dan akan berhenti setelah mesin siap untuk digunakan. Waktu yang diperlukan kurang lebih hanya 20 menit, terhitung cepat.
Saya harus berhemat kopi dan menyingkirkan raksasa Mazzer Robur yang terus meminta pasokan kopi saat melakukan grind adjustment. Akhirnya dengan persediaan grinder espresso yang ada saya mengisi basket 17 gram dan bersiap mencoba mesin Linea Mini untuk pertama kali.
Portafilter sudah terkunci dan mulai menggerakan paddle ke arah kiri yang jalannya agak berat. Dua lampu led berwarna putih langsung bersinar saat paddle mulai digerakan dan menyinari bagian panel depan agar hasil brewing bisa terlihat jelas. Dua detik awal, pre-infusion mulai bekerja saat air mulai mengalir ke portafilter tanpa bantuan tekanan pompa.
Selanjutnya suara pompa mulai berbunyi sayup dan cairan coklat keemasan mulai terlihat pada spout.
Steam ? Luar biasa bertenaga walau hanya baru mencoba melihat secara langsung bagaimana uap air memuntahkan tenaga walau tombol belum dibuka secara maksimal.
GS3 dan Linea Mini. Apa yang membuat saya kurang sreg dari mesin ini ? Agak sulit menjawabnya selain pengaturan PID yang masih manual dan pre-infusion yang sudah di tentukan oleh pabrikan selama 2 detik. Selebihnya, Linea Mini walau ditujukan bagi para pengguna domestik, tapi sistem integrated brew group-nya yang efesien membuat mesin ini ltak canggung digunakan di lingkungan light commercial.
Bila diajukan pertanyaan kepada saya untuk memilih antara Linea Mini dengan GS3 ? Saya akan dengan tegas memilih Linea Mini dan menggunakan sisa uangnya yang 30 jutaan untuk membeli sebuah grinder yang bagus seperti Mahlkonig EK43.
Tapi itu saya, dan tentu akan berbeda dalam sudut pandang pengguna lainnya yang nyaman dengan tampilan digital untuk sistem PID-nya serta mengeksplorasi waktu pre-infusion, demi mencari sweet spot pada kopi yang memiliki roasting profile tertentu.
Untuk yang masih menginginkan mesin La Marzocco untuk kebutuhan coffee shop kecil dengan harga termurah, Linea Mini adalah jawabannya, selama Anda tak berkeberatan dengan sistem manual dan membelanjakan sisa anggaran untuk sebuah grinder pilihan.
* * * *
Catatan : Pejelasan teknis yang lebih detail dan harga terkini bisa Anda tanyakan langsung kepada PT Sukanda Djaya, 0818818025.
Ada no hp dan wa yang bisa dihubungi, sayanada kebutuhan untuk linea mini atau linea classic yanh 1 group
pak toni,kalo menurut Pak Toni dari segi harga lebih worth mana antara Linea mini sama Rocket R58…???
Dari harga ya saya pilih R58, tapi bila punya budhet lebih saya akan Linea Mini.
halo pak toni.. saya arry dari jogja.
mesin espresso pertama saya dan terakhir sampai saat ini: ROCKET GIOTTO. dulu saya beli thn 2010. 7 thn yg lalu. dulu gara-garanya baca blog cikopi ini. kata pak toni, giotto ini ‘mercedes benz’nya mesin espresso. sekarang masih fungsi normal pak. saya pakai untuk operasional resto pun masih joss.. (maaf saya netral. tidak iklan disini). zaman itu harganya 18,5 jt.
mengikuti trend mesin kecil. di atas mercedes benz ini ada mcintosh.. hihihi luar biasa.
melihat dari artikel ini, saya kok tetep cinta giotto. ini alasannya:
1. bundlingnya terlalu komplit. giotto temper nya hanya dari plastik. saya beli temper yg lain. temper ini seni, variasi desain jadi kebanggaan equipment barista. pitcher pun demikian.. beli sendiri pilih sendiri lebih afdol
2. giotto operasional manual. tuasnya itu lho sampe seret krn umur, perawatan saya semprot WD40. HEHEHE.. menurut saya elektronika di linea entah seiring umur rewel gk. klo tuas giotto 7thn lancar jaya.
3. container air. bahannya klo di giotto plastik. klo ini linea sepertinya acrilic. ya sama kuat tapi lebih rawan mana tahu dong? trus posisi giotto di blakang trus isinya dari atas. lebih praktis giotto kali ya. linea bongkar drip tray dulu. posisi di depan gk perlu jinjit2 klo isi air di linea.
4. steamwand giotto di kiri. mungkin kebiasaan aja. pegang pitcher tgn kiri, buka kran dan tempel tgn suhu pitcher pakai tgn kanan. pas klo di kiri. entah klo linea di kanan, kembali ke kebiasaan.
5. air panas giotto punya pipa bisa digerakin kayak steamwand. yah mungkin gk penting tpi point plusnya fleksibel. linea saya kira gk bisa gerak.
6. watt giotto kecil. 900watt sepertinya. saya kalau salah mohon dikoreksi.
bukan provokasi. terus terang dulu pertimbangan saya giotto vs silvia. mahal vs murah. akhirnya saya beli yg mahal. padahal dulu skill barista nol. minum kopi pusing. mesin giotto ini lah yg bikin saya terjerumus dalam dunia per’hitam’an ini (baca: kopi hitam).
skarang pilihan pembaca: silvia vs giotto vs linea. murah vs mahal vs lebih mahal.
makasih pak toni. cikopi dahulu-sekarang-masa depan selalu mantafff ulasannya. salam sukses.
Bung Arry,
Sepertinya Membandingkan Rocket seri Giotto dengan LMLM tidaklah pas.
Karena Giotto boilernya HX, LMLM pakai DB.
Melihat dompet dan lalu mendesah sedih….
review mesin yang sangat bagus Pak Toni…..!!!!
Dari dulu saya menantikan untuk review Linea mini ini pak, kalo menurut Pak Toni dari segi harga lebih worth mana antara Linea mini sama Rocket R58…???
TRimakasih pak..