Kalau ada asumsi bahwa kopi indetik dengan maskulinitas, mungkin pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Banyak penggemar dan bahkan pelaku di industri kopi dikelola langsung oleh perempuan. Walaupun masih dalam hitungan jari, tapi Seviella Susilo (29) adalah salah satunya, pemilik Bean Here, sebuah coffee shop di kawasan Kelapa Gading, Jakarta. Baru saja beroperasi di bulan Februari lalu, saya berbincang dengan perempuan yang menghabiskan studinya di luar negeri sebelum akhirnya memilih kembali ke Indonesia 3 tahun lalu.
Seviella & Bean Here. Setelah kembali ke Indonesia, Seviella yang sekolah perhotelan di Australia dan New Zealand pernah bekerja membantu usaha orang tuanya selama 1 tahun. Tapi sayang tak bertahan lama untuk kemudia pindah ke hotel. Hanya bertahan selama tiga bulan sebelum akhirnya memutuskan mundur.
Untuk melepaskan stress kadang ia mampir ke beberapa coffee shop dekat rumahnya, tapi belum ada yang memenuhi seleranya. Lagipula Seviella masih terbiasa mencampur gula ke dalam kopinya, sebuah kebiasaan yang kemudian berubah setelah ia mulai menjelajah ke cafe-cafe yang berlokasi di Jakarta Selatan bersama kedua orang tuanya.
ABCD. Secara kebetulan bertemu dan akhirnya berkenalan dengan beberapa pelaku di dunia kopi. Melalui jaringan pertemanan ia mulai mengetahui tata cara seduh dengan menggunakan filter. Semakin bersemangat dan akhirnya memutuskan untuk menjadi murid di ABCD, Pasar Santa, sebuah sekolah yang menwarkan pendalaman tentang kopi. Di sana, Seviella belajar lebih intens tentang minuman ini melalui Hendri Kurniawan, Ve Handojo, dan Isman dan mulai mengenali lebih dalam terutama espresso dan filter kopi.
Instagram. Sesekali ia mem-posting foto-foto tentang kopi di akun-nya dan beberapa rekannya bertanya apakah Seviella sudah punya coffee shop. Sebuah pertanyaan yang terus menggelitik karena ia berpkir, “mengapa tidak?” Tapi niatnya belum juga terwujud sampai ia mendapatkan dukungan penuh dari kedua orang tuanya.
Akhirnya, Bean Here ia wujudkan bersama Daniel Kauranny, salah seorang konsultas di bidang F&B dan akhirnya mulai beroperasi sejak 3 bulan yang lalu di daerah Kelapa Gading yang semakin ramai dengan tumbuhnya coffee shop baru.
Mengelola Bean Here. Tak mudah, itu yang ia rasakan saat awal mulai Bean Here mulai dibuka apalagi nyaris semua operasional cafe dilakukan sendiri. Seviella mempelajari bahwa sulit untuk memuaskan rasa yang diinginkan oleh semua pengunjung coffee shop nya. Kadang mereka berkomentar kopinya terlalu asam, pahit, dan beragam masukan yang ia terima. Lucunya, ada beberapa tamu yang membawa kopi sendiri dan minta diseduhkan, lalu tak mau membayar. Intinya, selalu ada pengalaman baru setiap harinya.
Di awal, Seviella berniat mereplikasi kebiasaan di Australia di mana orang-orang pergi ke coffee shop sebelum ke tempat kerja. Tapi kawasan Kelapa Gading punya kebiasaan lain di mana pengunjung kebanyakan datang pada siang hari. Makanya ia mengubah jam buka yang awalnya pada jam 7 pagi menjadi jam 11 hingga 9 malam.
Desain & Jam Operasional. Bersama salah seorang sepupunya ia mendandani ruko yang kini ditempati Bean Here dan syaratnya harus terang, tak ada cahaya temaram. Libur setiap hari Selasa, Bean Here menyeduh kopi dari mulai jam 11 hingga 9 malam setiap harinya yang alamat lengkapnya di jalan Boulevard Raya Blok PA-1 No: 26, Kelapa Gading.
Kopi. Mengambil dari beberapa roastery di Jakarta seperti Curious People dan satu yang akhir-akhir ini mulai dikenal dengan namanya yang khas, “Pak Wawan”
Bean Here tentu istimewa, karena hanya sedikit sebuah coffee shop yang dikelola sendiri oleh seorang perempuan khususnya di Jakarta. Selain itu, Seviella kini tak harus “memaksa” kedua orang tuanya plesir menikmati kopi di setiap akhir pekan, sebuah kebiasaan yang kerap ia lakukan sebelum membuka Bean Here.
Instagram : @beanherecoffee
* * *
Halo P. Toni…..pengen kesana ach mampir……