Christian dari Froco dan saya sedang melihat cara kerja mesin sortasi atau pemilah biji kopi dari Buhler, Sortex Z+ di gudang PT Djasa Djasa yang dikelola oleh Hendry Cho (37) yang berlokasi di pinggiran kota Medan arah Binjai. Baru kali pertama kami melihat bagaimana sebuah mesin dengan chip pintar yang dengan kecepatan mengagumkan memilah biji kopi berdasarkan warna sebanyak 35 ribu partikel setiap menitnya.
Secara singkat Hendry menjelaskan cara kerja mesin tersebut yang menurutnya bisa memaksimalkan produktivitas untuk memenuhi kebutuhan eksport yang menuntut bukan hanya kualitas tapi kecepatan pengiriman kepada pembeli yang umumnya dari luar negeri.
Saya baru saja mengenal Hendry sejak kunjungan dua minggu lalu di kota Medan. Ia adalah seorang Q Grader atau penguji rasa kopi bersertifikasi internasional yang setiap harinya berkutat dengan puluhan cangkir kopi untuk keperluan cupping di salah satu ruangan kantornya.
Dengan berbekal sendok khusus untuk cupping yang diberikan oleh Hendry, jadilah Christian dan saya bersama-sama belajar menjadi seorang pencicip kopi. Christian tentulah punya kemampuan yang jauh melebihi saya bila harus dibandingkan saat kami berlomba mencoba menerka rasa kopi yang tersaji.
Tapi tak mengapa, setidaknya saya sudah punya sendok khusus yang terbuat dari perak yang diberikan Hendri kepada kami berdua. Minimal sudah punya alat bagus, walau hasil cupping saya tentu tak bisa dipertanggung jawabkan. 🙂
Salah satu kopi hasil kurasinya adalah Gayo Red Long yang pertama kali saya cicipi di Rosso Micro Roastery milik Adreas Andrianto dan menjadi salah satu kopi paling banyak diburu para pelanggannya dengan. Kopi dari daerah yang sama dengan proses natural dan rasa passion fruits menjadi pilihan Mustaqim dari Thirty Six Coffee juara Medan Brewers Championship yang baru saja dilaksanakan akhir bulan April kemarin.
Tentu kopi tersebut hanya sebagian kecil dari sejumlah kopi lainnya yang ia perdagangkan kepada para pelanggannya terutama dari beberapa wilayah di Sumatra.
Fr5i
Karena kebutuhan yang terus meningkat, Hendry harus memiliki perangkat roasting kopi yang berkapasitas lebih besar dari mesin 1 kg yang sudah ia miliki sebelumnya. Hendry tak pernah mengklaim sebagai seorang roaster, tapi kedatangan Christian ia manfaatkan betul untuk banyak bertanya kepada produsen mesin roasting dari Tangerang ini yang sehari-harinya memproduksi kopi bukan dalam jumlah kilogram, tapi ton !
Saya hanya mengerti sebagian apa yang sedang mereka bicaran berdua, karena tahu betul kalau Chris punya bahasa “khusus” saat ia memberikan penjelasan kepada Hendry tentang produknya. Sebagian yang saya tangkap adalah pengembangan aliran udara panas dengan kontrol secara elektronik hingga mempermudah akurasi pengaturannya.
Fitur ini sangat berguna sehingga seorang roaster bisa mengatur aliran udara panas secara akurat tanpa harus menebak berapa banyak udara yang sudah dialirkan pada mesin yang hanya dilengkapi dengan ventilasi manual. Itu hanya sebagian kecil yang ia jelaskan, selebihnya mereka berdua melakukan praktek langsung sembari saya meyakini bahwa Hendry tentunya akan lebih bisa memahami berbagai terminologi roasting yang dijelaskan oleh kawan karib saya sejak tahun 2007.
Mulai dari QC
Karir Hendry di industri kopi ia mulai dari dasar saat pertama kali ia ditugaskan untuk mengenali defect atau kecacatan pada biji kopi pada banyak karung yang dikirim para petani. Ketelitian yang terus dilatih hingga dua tahun kemudian baru belajar mencicipi rasa kopi sambil mempertajam indera perasanya. Akhirnya mengikuti ujian Q Grader yang ia raih tahun 2007 dan masih tetap dipertahankan setelah lulus ujian ulang tahun kemarin.
Jadi tulisan saya kali ini dimaksudkan untuk mengenalkan Hendry Cho sebagai salah satu pelaku industri kopi di kota Medan seorang pria lulusan Ekonomi yang secara tidak sengaja tersesat masuk ke bisnis kopi sejak hampir satu dekade lalu.
Selain tentu saja rasa terima kasih karena sudah mengenalkan dua jenis kopi Gayo yang sangat saya nikmati walau menurutnya ada sebagian yang menyatakan bahwa produk tersebut over fermented. Biarlah, banyak jalan menuju keindahan tak berbatas akan secangkir kopi.
* * *
maaf mau nanya pak hendry, apakah cara pengoprasianya medin sortex kopi sama kacang tanah sama pak, mohon penjelasanya untuk cara mengoprasikanya , terimakasih pak hendry
maaf pak Hendry Cho, kalau untuk Kopi luwaknya ada membutuhkan gak pak, dari Takengon Aceh Tengah, Salam Sukses
Biasanya sample dikirim ke saya dulu untuk di review pak. Terima Kasih.
Saya mau shering cara bikin defeck..gimana caranya ya pak..bisa bantu saya..terumakasih
Maksud dari cara membuat defect itu apa ya Pak? Apakah defect secara visual green grading atau defect secara cupping ya, pak..?
Terima kasih Pak Toni Wahid uda meluangkan waktunya berkunjung.
Wah ini nih yg dicari2 biar lebih cepat produktivitas sortirnya. Dibanding sortir manual, bagaimana kinerjanya ya?
Hasilnya memuaskan dan produksi jelas meningkat tajam dibandingkan sortir manual, Pak.
Muantabsssss ……. mesin Sortex Z+ nya cakep kali pun …. belum lg si “putih” gress itu … paten kali hehehehehe
Sudah lama mendengar sosok Hendry Cho via timeline pak Christian dan akhirnya kali ini cikopi.com menunjukkannya secara langsung. Salah satu sosok yang berperan besar pada industri kopi Indonesia khususnya Sumatra
Terima kasih Pak Sutrisno, semoga kopi Indonesia makin berkembang dan tentunya dapat dinikmatin sendiri di Tanah Air