Satu-satunya benda buatan Swiss di rumah saya adalah Profoto, lampu studio yang sering diajak kerja rodi dan tak pernah sekalipun ixerenunjukan rasa lelah. Cahayanya selalu stabil, konstan berwarna putih dan tak sekalipun berubah warna menjadi kekuningan, dan tentu saja harganya minta ampun dan belipat dibanding produk sejenis buatan negara lainnya. Tapi itu di dunia fotografi, bagaimana dengan mesin roasting ? Mungkin Bühler yang hingga saat ini cukup dikenal sebagai perusahaan yang bekerja sama dengan Petroncini, produsen mesin roasting dari Italia mengundang saya untuk melihat Application Center mereka yang baru saja dalam tahap beres-beres dan berlokasi di kawasan Alam Sutra, Tangerang.
Tanpa banyak publikasi kehadiran PT Bühler Indonesia sudah dimulai sejak tahun 2012 dan bukan hanya menyediakan produk untuk menyangrai kopi saja, tapi juga pengolahan kakao dan coklat, serta pengolahan pangan lainnya. Kantor Bühler Application Center sebenarnya akan dibuka di bulan April tahun depan, tapi saya diajak melihat secara langsung ruang demi ruang yang akan dijadikan pusat layanan pelanggan di ruko Prominence, Alam Sutra.
Di lantai dasar saya melihat mesin roasting mereka Roastmaster 20 yang sesuai angka terakhir berkapasitas 20 kilogram. Lalu Ervina, yang merupakan Technologist dari Bühler menjelaskan bahwa bukan hanya mesin roasting kopi yang mereka sediakan, tapi juga mesin pengolahan coklat dan kakao yang terdapat di ruang sebelahnya.
Naik tangga menuju ke lantai berikutnya, aroma bakery sudah tercium saat salah satu staff-nya menunjukan bagaimana teknologi pangan dari Bühler bisa meningkatkan kelezatan croissant. Dengan bahan terbaik dan campuran khusus yang dikembangkan oleh Bühler maka rasa croissant dengan lapisan atas yang renyah, ah sudahlah, sulit dijelaskan.
Bühler Roastmaster 20
Dilema seorang roaster biasanya menentukan kapasitas yang diperkirakan “cukup” untuk kebutuhannya, selain masalah anggaran belanja. Cukup untuk kebutuhan sendiri atau nantinya mau berproduksi untuk pihak luar adalah dua hal yang berbeda. Tapi biarlah Anda yang tahu kebutuhan beserta projeksi bisnis ke depan, sementara di hadapan saya Roastmaster 20 sudah mulai dinyalakan untuk masuk ke tahap pemanasan.
Bühler Roastmaster 20 yang menggunakan sistem hot air atau sistem pemanasan tak langsung karena api tak memanaskan drum, tapi melalui sebuah kompartemen yang udara panasnya kemudian dialirkan ke ruang drum.
Mesin yang akan dicoba adalah anak bungsu karena merupakan kapasitas terkecil yang diproduksi oleh perusahaan yang telah berusia 1.5 abad dan mampu me-roasting biji kopi antara 60 hingga 80 kg setiap batch-nya. Kapasitas selanjutnya sudah langsung ke skala industri menengah, 60 kilogram, hingga ke industri besar yang tentunya didukung oleh berbagai perangkat otomasi dari Bühler.
Kembali lagi ke Roastmaster 20, di sebelah kirinya terpasang perangkat PLC (Programmable Logic Controller) sebuah piranti lunak untuk menentukan semua parameter roasting dari mulai suhu, waktu, kecepatan drum (high/low), suhu biji kopi, bukaan ventilasi, pendinginan.
Alat ini berupa panel elektronik dengan layar sentuh yang terpasang memanjang secara diagonal dan dilengkapi dengan tiga tombol berupa on/off, pre-heat, dan “emergency”, sebuah fitur safety yang akan seketika menghentikan operasi mesin pada saat terjadi hal yang tak diinginkan.
Ada empat motor yang terpasang pada Roastmaster 20 yang masing-masing berfungsi untuk pertukaran udara panas di dalam drum, memutar drum, mixer, serta proses pendinginan dengan total listrik yang dibutuhkan mencapai angka 2.500 watt.
Sediakan ruang minimal 3×3 meter persegi untuk menempatkan Roastmaster 20 dan ketersediaan sistem pipa untuk ventilasi dan bahan bakar gas-nya. Selesai ? Belum, karena tanpa ketersediaan tangga Anda tak bisa melakukan roasting karena Bühler Roastmaster 20 berdiri hampir 2 meter dari dasar hingga ke loading hopper serta berat total 840 kg.
Menggunakan Roastmaster 20
Ervina mulai melakukan pemanasan mesin yang maksimal mengambil waktu hingga 30 menit dan menyiapkan 7 kilogram kopi yang lalu mulai menentukan beberapa parameter di panel layar sentuh. Ia memasukan angka suhu di drum, pengaturan dua tungku api (high/low flame), dan suhu akhir.
Suhu awal langsung dikebut di angka 200 derajat Celcius, yang biasanya mengakibatkan proses pengeringan biji kopi berlangsung cepat atau fast roast. Karena ini hanya percobaan, jadi saya cuma melihat pergerakan suhu yang langsung jatuh ke angka 109 lalu mulai naik pada setiap menitnya dengan pertambahan suhu 14, 15, 13, 17, 11 derajat Celsius.
Bisakah pengaturan api di kedua tungku dilakukan secara manual pada saat proses roasting sedang berlangsung ? Untuk mengubah suhu, menurut Ervina, operator harus kembali mengakses panel layar sentuh, memasukan kata sandi atau password, lalu memasukan angka atau temperatur yang dikehendaki. Itu pun perlu jeda sekitar 7 detik setelah operator selasai memasukan angka sebelum tungku api melaksanakan perintah.
Keseluruhan proses hanya belangsung selama 11.5 menit dan kopi mulai memasuki tahap pendinginan dan selesai sudah percobaan yang kami lakukan.
Untuk Industri Kecil
Roastmaster 20 pada dasarnya ditujukan untuk siapapun yang ingin membangun sebuah industri dalam skala kecil, dengan mesin yang dilengkapi sistem komputer untuk menjamin konsistensi setiap batch-nya dengan mesin teknologi Swiss yang berdaya tahan tinggi. Walau demikian, di Indonesia penjualan Bühler Roastmaster 20 juga dimiliki oleh beberapa perusahaan yang bergerak dibidang kopi spesial.
Walau belum secara resmi dibuka, tapi Application Center Bühler Indonesia sudah bisa melayani keperluan siapapun yang memerlukan informasi lebih lanjut dengan alamat lengkap di : Komplek Ruko Prominence, Alam Sutra, Tangerang.
* * *
Mau nanya..dimana saya bisa dapatkan kontak maintenance buhler untuk mesin sanmak v ya…mohon bantuannya..terimakasih
Mau tanya berapa harga mesin nya?. bisa kirim katalog nya?.