Di balik ruang tertutup, saya menyimak perdebatan yang berlangsung dari setiap peserta yang baru saja menyelesaikan pertandingan. Penampilan mereka dievaluasi dengan seksama oleh empat juri cita rasa dan dua orang juri teknis dan dipimpin oleh seorang Head Judge. Tak ada celah yang boleh terlewat, semua aspek penampilan seorang Barista dinilai tanpa terkecuali. Akhirnya 24 peserta berhasil melalui babak penyisihan yang baru saja dilangsungkan di Bali (25-27 April) dan Jakarta (9-11 Mei). Mereka akan berlaga di babak final yang akan berlangsung di La Piazza, Kelapa Gading Jakarta pada tanggal 22 hingga 24 Mei yang akan datang.
Bersama para penonton yang hadir di kantor pusat sponsor utama PT Rotaryana, Jl. Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta saya menyaksikan sebagian besar pertandingan para Barista yang kemarin bertanding di Jakarta. Banyak yang tampil dengan percaya diri dengan dibarengi oleh penguasaan teknik pertandingan yang merujuk pada peraturan World Barista Championship.
Selain Asep Nurdin dari Caswells Coffee, Andina Dara dan Pierre Ferdinand, keduanya dari Koultoura Coffee dengan visualisasi kopi yang akan mereka sajikan di hadapan para juri. Sebuah display yang berisi informasi terkait dengan asal kopi dan karakter rasanya. Saya harus memberikan apresiasi khusus kepada mereka bertiga yang memberikan warna lain dalam IBC kali ini. Kreativitas itu menyederhanakan kompleksitas dan itulah yang mereka lakukan.
Muhamada Aga (Tanamera Coffee), Nathanael Charis (Morning Glory), Yoshua Tanu (Common Grounds) yang kesemuanya tampil dengan penguasaan panggung dan presentasi yang meyakinkan. Jangan lupa juga finalis lainnya, seperti Teguh Priyadi Malik (Pandava Coffee) dan finalis lain yangtak bisa saya sebutkan satu persatu.
Akhirnya, sampai jumpa di babak final ! Goodspeed !
* * *