Ingin tahu apa yang terjadi di dalam percolator, sebuah alat seduh yang menggunakan prinsip tekanan, tak jauh berbeda dnegan moka pot dalam versi kecil-nya. Percolator sudah lama hadir dan banyak digunakan di restoran atau hotel sebagai penyaji kopi dalam jumlah yang besar. Alat yang Anda lihat berkapasitas 10 liter dan bila digunakan dengan gelas kecil (125 ml), maka menurut buku petunjuknya kita akan mendapatkan 8 cangkir per liter, atau total 80 cangkir hingga tetes terakhir.
Percolator banyak dijual dengan berbagai merek dengan variasi harga ratusan hingga jutaan rupiah. Untuk kesempatan ini kebetulan produk yang tersedia saat kemarin dari merek Bravilor Bonamart,perusahaan yang sudah berusia lebih dari 60 tahun dan berpusat di negara Belanda. Rentang produknya terdiri dari mesin espresso super otomatis, percolator, boiler air, hingga filter air.
Desain dan Spesifikasi
Berbentuk melingkar dengan tinggi 63 cm dan diameter 27.5 cm dserta menggunakan material stainless. Di bagian tutup terdapat ventilasi berupa lubang-lubang kecil untuk membebaskan udara yang bertekanan. Pegangan untuk melepaskan tutup terbuat dari polycarbonate hingga tidak mengalirkan panas.
Tutup percolator dikunci dengan menggesernya ke dua pegangan dengan cara menggeser ke posisi yang sudah ditentukan.
Kabel listrik sepanjang 1.5 meter akan mengalirkan daya sebesar 1500 watt dengan saklar on-off yang kesemuanya berada di bagian bawah.
Penunjuk ketinggian air berupa tabung dengan angka yang merepresentasikan volume air yang tersisa dan langsung terhubung dengan keran tekan. Di ruang dalam terdapat filter untuk menempatkan kopi yang tersambung dengan pipa kecil tepat di bagian tengahnya yang dilubagi di empat sisi.
Menggunakan Percolator Bravilor Bonamart
Kapasitasnya yang 10 liter membuat percobaan ini memerlukan lebih dari setengah kilogram kopi yang digiling di tingkat medium untuk menghindari bubuknya berjatuhan ke bawah. Lalu saya menuang 10 liter air hingga batas “MAX” yang terlihat di bagian dalam dan inidkator volume air yang tembus pandang menunjuk ke angka 100, batas maksimal.
Setelah kabel disambungkan ke listrik, tombol segera dinyalakan dan lampu warna merah menyala yang menandakan proses “HEATING” sedang berlangsung. Di menit ke 40 lampu berubah menjadi hijau dengan tulisan “KEEP WARM” di sampingnya, kopi siap disajikan.
Tapi di tengah proses brewing saya melihat apa yang sedang terjadi di dalam percolator. Empat buah lubang di ujung tabung kecil menyemprotkan air hasil dari tekanan yang dihasilkan oleh energi panas ke empat arah. Semprotan terjadi dalam ritme yang teratur hinga secara perlahan seluruh permukaan kopi mulai menyerap air.
Suhu. Saya memeriksa temperatur pada saat alat ini dalam keadaan “idle” dan angka menunjuk 94 derajat celsius dengan catatan lampu indikator tetap dalam posisi warna hijau (keep warm).
Tanpa harus selalu memfungsikannya sebagai percolator, keberadaan Bravilor Bonamart sebagai penyedia air panas tentunya sangat berguna untuk keperluan di cafe shop atau restoran.
Tapi walau catatan suhunya saat di test mencapai 94 derajat celsius, saya tidak merekomendasikan air dari percolator ini langsung digunakan untuk manual brewing.
Selalu ada fluktuasi panas manakala thermostat mendeteksi penurunan suhu pada kurun waktu tertentu, tapi setidaknya bisa mempercepat proses pemanasan bila kita menggunakan kompor induksi sebagaimana yang saya lakukan di rumah.
Highly recommended !
* * *
hmm percolator sering dilihat sebagai “dosa masa lalu” sama penikmat kopi luar 😀 ampas yang sudah dipakai untuk menjadi cairan kopi, lagi lagi diputar terus dipakai untuk mengeluarkan cairan kopi…
keren juga alatnya hehe, mantep abis, foto fotonya jg keren oom Tony
maaf om saya ingin bertanya, kira kira berapa harga alat(percalator) dan dapat di beli di mana om?
mohon di bantu info nya om. saya pmasih pemula dan berencana ingin buka coffee shop.
mohd suparjo
Pekanbaru, Riau