PAD @28

Berita gembiranya, kopi di beberapa bistro atau restoran khususnya di Jakarta bukan lagi sebuah “afterthought”, yang harus rela menerima nasib sebagai minuman termarginalkan atau hanya digunakan sebagai penutup acara makan. Itupun kalau dipesan oleh sang tamu. Kini beberapa restoran sudah mulai menyuguhkan kopi dengan presentasi dan kualitas yang layak bersanding dengan coffee shop favorit Anda – specialty coffee dengan harga yang pantas. Salah satunya, PAD@28 !

Ada berkah tersendiri saat banyaknya roaster berbakat yang mulai bermunculan dan tanpa lelah mereka mulai menyuarakan pentingnya secangkir “magic liquid” ini terintegrasi dalam sebuah dining experience. Tentu bukan hal yang mudah meyakinkan para pemilik atau pengusaha restoran untuk banyak alasan yang masuk akal.

Pertama memang cukup rumit mengintegrasikan sebuah sajian kopi khususnya yang ber-genre “specialty” pada sebuah bistro atau restoran yang pusaran orbitnya pada sajian makanan. Investasi mesin espresso yang harganya relatif tinggi adalah “beban” modal tambahan investasi yang tak ringan.

Kedua faktor Barista yang bukan hanya cakap mengoperasikan peralatan, tapi juga punya keahlian “engagement” dengan pengunjung. Belum lagi menu kopi yang variannya harus diseleksi, cara seduh, dan oh ya, terakhir, menjaga konsistensi kualitas adalah pekerjaan rumah yang tak kalah rumitnya. Selamat datang di industri F&B !

Tapi buat manajemen PAD@28 kopi harus diperlakukan sama seriusnya dengan jajaran menu main course yang tertera di buku menu. Mereka menjadi salah satu pionir yang mengubah cara pandang atau tradisi yang selama ini seolah menjadi pakem bahwa kopi tak harus selalu menjadi menu penutup makan malam. Kopi bisa disajikan di awal acara makan, sebagaimana posisi yang selama ini dipegang tahtanya oleh segelas wine.

Lokasi tepatnya di jalan Tulodong Atas no. 28 atau lebih mudahnya masuk dari jalan Senopati ke kawasan SCBD dan langsung arahkan pandangan Anda ke sebelah kiri, di situlah bistro, bar, dan sekaligus coffee shop yang terdiri dari tiga lantai berada serta berdiri sejak tiga tahun lalu.

Saya biasanya jarang memesan satu shot espresso, tapi sebagai pembuka, untuk para coffeelicious hardcore dipersilakan mencicipi racikan Yellow Bourbon Brazil dan satu kopi lokal dari Sumatra Utara (saya akan menulis khusus tentang kopi ini di lain waktu).

Sebuah tingkat acidity yang begitu kompleks, tapi tak menyentak, sedikit bright, ada coklat, dan yang paling penting buat saya pribadi adalah jejak sweetness yang rasanya enggan beranjak. Bila Anda mementingkan sweetness dalam secangkir kopi seperti saya (ah Guatemala !) artinya kita menganut mazhab yang sama.

Secangkir kopi tak lengkap rasanya bila tak disandingkan dalam sebuah “holy matrimony” dan saya sangat merekomendasikan satu menu dessert berupa “Apple Crumble” bisa Anda pilih untuk padanan menu kopi di sini. Saya percaya jika sejenak Anda akan menikmati ekstase tingkat tinggi yang dalam tradisi sufisme jam’iyah Nahdlatul Ulama dikenal dengan makrifat ! Atau meminjam puisinya Margaret Atwood yang berjudul The Moment “... knowing at last how you got there and say, I own this”.

Ada sajian Hario V60 dengan salah satu kopi dari Jawa Barat (Sunda Pitaloka) yang kini sudah mulai meramaikan pasar kopi spesial di Indonesia. Sebuah tasting notes buat penyuka rasa kopi yang didominasi oleh rasa citrus. Tapi untuk yang ingin menyeduh di rumah, saya melihat PAD@28 menyediakan beberapa pilihan kopi dari luar negeri seperti Kosta Rika dan Ethiopia.

Bagaimana dengan menu makanan ? Tak pelu saya ceitakan secara panjang lebar, tapi setidaknya foto-foto di bawah diharapkan bisa menjadi sebuah representasi sajian menu makan western di PAD@28. Tapi Super Burger mewakili trah karnivora saya untuk sebuah late lunch menyenangkan di akhir pekan kemarin.

Tentunya @PAD28 baru saja memulai langkahnya dan menempatkan kopi spesial sebagai salah satu sajian utama dalam daftar menunya. Sebuah komitmen yang tak mudah, tapi manajemen @PAD28 sudah memulai satu langkah penting bahwa sebuah bistro atau restoran pun bisa menyajikan kopi yang tak kalah rasanya dengan coffee shop yang sering saya kunjungi.

” . . . knowing at last how you got there and say, I own this. PAD@28 !

* * *