Bila Anda yang ingin bermain dengan fitur micrometrical adjustment, sebuah tombol putar kecil untuk mengatur grind size tanpa harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memutar collar, grinder Eureka Zenith Club menyediakan fasilitas ini. Diproduksi di Florence, Italia, Eureka merupakan salah satu perusahaan pembuat alat penggiling kopi tertua dengan usia menjelang satu abad. Produknya terbentang dari tipe flagship seperti tipe Mythos yang dilengkapi dengan tamper dynamometric untuk konsistensi tekanan pada portafilter hingga retail grinder tipe Drogheria MCD 100 yang dilengkapi dengan burr terbesar berdiameter 10cm. Tapi untuk kali ini : Zenith unboxed !
Spesifikasi
Beratnya yang 11 kilogram dan menjulang hingga setengah meter pada saat bean hopper terpasang yang body-nya berbalut warna abu-abu dan doser hitam. Berat tersebut tentunya disebabkan oleh volume motor penggerak yang akan berputar dengan kecapatan lebih dari 1.300 rpm. Setelah bean hopper yang berkapasitas 1.2 kg biji kopi dilepaskan, membuka burr cukup dengan memutar tiga sekrup dan kita bisa langsung mengakses ke bagian dalamnya yang sesekali harus dilakukan untuk membersihkan kotoran kopi yang tertinggal.
Zenith Club melengkapi arsenal utamanya dengan burr ber diameter 60mm, ukuran konservatif yang biasa terdapat pada grinder espresso. Tak perlu khawatir dengan daya listrik grinder yang jauh lebih kecil dibanding dengan mesin espresso sebagaimana Zenith yang hanya mengkonsumsi pasokan listrik kurang dari 300 watt.
Fitur
Fasilitas yang paling ditonjolkan oleh Eureka Zenith tentunya sebuah tombol putar kecil di bagian collar, micrometrical adjustment. Tanpa harus memutar leher grinder, pengguna cukup menyesuaikan grind size dengan memutar tombol pintar ini dan tanpa stop point atau stepless. Sebuah tamper plastik terpasang di bagian doser, tapi saya percaya jika kelengkapan ini jarang digunakan, kecuali bila Anda memang tidak mempunyai tamper khusus yang biasa digunakan oleh para barista.
Di bagian dalam doser, terdapat tombol lain untuk mengatur jumlah dosing, 6, 7, 8 gram dalam setiap keluarannya. Untuk masalah handle, mungkin Zenith yang paling enak untuk dipegang dengan bentuknya yang ergonomis di tangan. Dosing Counter empat digit adalah fasilitas lain untuk melihat berapa banyak kopi yang sudah dikeluarkan.
Selanjutnya fork hanya untuk menyangga dan mengetuk-ngetuk portafilter agar distribusi kopi rata, namun tak bisa membuatnya nagkring tanpa dipegang.
Menggunakan Zenith
Pengoperasian grinder dilakukan dengan menekan switch berwarna biru di bagian kanan bawah dan kembali ditekan bila sudah selesai, sistem manual. Saya mulai mencoba bermain dengan fasilitas utamanya, micrometric adjustment, memutar kiri dan kanan untuk merasakan kemudahannya. Dalam bentuk miniatur, inilah fungsi collar yang kini diganti dengan sebuah tombol kecil guna memudahkan pengguna melakukan setting kehalusan kopi. Indikator terletak di bagian bawah berupa garis pada body agar memudahkan untuk mengingatkan posisi terakhir.
Ada satu kekhawatiran karea Zenith tidak dilengkapi pengunci collar agar setting yang sudah dipilih tidak bergeser, tapi bagusnya posisi tombol tak berubah selama pemakaian.
Walau kecepatannya gilingnya sekitar 10 detik per 10 gram kopi, namun Zenith dengan suara cukup halus, kemampuannya sudah lebih dari cukup untuk disandingkan dengan mesin espresso komersial. Sebagai bahan perbandingan, beberapa catatan kecepatan grinder yang pernah saya ulas pada artikel sebelumnya :
Ditting = 2 detik
Latina = 5.5 detik
Anfim = 8 detik
Heycafe = 8.5 detik
Compak K3 Touch = 8.5 detik
Vario = 9 detik
Eureka Zenith : 10 detik
Grinta = 10 detik
Ascasso = 17 detik
Hasil grind yang secara kasat mata terlihat seragam dan tanpa clumping membuat Zenith bisa berjodoh dengan mesin espresso Conti CC100 bersistem piston yang saya gunakan untuk mencoba grinder ini. Walau hanya menghabiskan satu kilogram kopi selama berada di rumah saya, Zenith sudah menunjukan performa yang bisa diandalkan selain body yang kokoh, dan terutama dilengkapi dengan micrometrical adjustment buat para Barista yang menginginkan presisi bubuk kopinya untuk espresso.
Dengan kisaran harga 8 jutaan Zenith akan ikut meramaikan pasar grinder di Indonesia bersama produk dengan rentang harga yang lebih kurang sama seperti : Compak K3 Touch, Anfim, dan Macap MX.
Bagaimana dengan Mignon ?
Bila Anda yang punya anggaran terbatas dan tidak berkeberatan dengan clumping yang dihasilkan,Eureka tipe Mignon mungkin opsi yang cukup menarik sebagaimana foto di bawah. Spesifikasi Migno yang berada di bawah Zenith tentunya berbanding lurus dengan harganya yang lima jutaan. Walau demikian Eureka tetap memasangkan fitur micrometrical adjustment atau stepless pada alat ini yang beratnya setengah dari Zenith atau hanya 4.5 kilogram.
Untuk keterangan lebih lengkap bisa menghubungi Toffin Product di (021) 66692940.
* * *
Grind size yang cocok untuk simoneli appia II berapa ya om
mau tanya klo Zenith dibandingkan dengan compak k3 lebih baik mana untuk keperluan espresso ?
Dua2nya bagus koq.
Pak toni..saya minta tahu donk..cara yang benar.. stepnya untuk membersihkan eureka ze ith grinder
Siapkan Obeng + yang besar untuk buka baut sebelum mengakses burr pisau mas.
Semoga membantu.
Sutrisno-Maktal Coffee Lombok
Pak Toni, mohon pencerahannya setingan yang pas grinder eureka mignon untuk pembuatan kopi tubruk dan espresso karena saya sudah coba berkali2 hasil kopinya selalu masam untuk kopi tubruk dan under ekstraksi utuk espresso nya, terimakasih.
di mana yah suplayernya??
oalah..dibawa abang2 toffin..seep dahh
ada kontak untuk produk ini di indonesia pak Toni?
Mignon-nya menarik tuuh pak Toni..
telpon anak pluit aaaah..
hehehe… 😀