Esperto : Redux

Akbar yang sengaja datang dari Para Pare, Sulawesi Selatan beserta 10 peserta lainnya dari Jakarta, dengan takzim sedang mendengarkan penjelasan Franky Angkawijaya (34) tentang  manual brewing setelah seharian mereka diajarkan cara mengoperasikan mesin espresso. Selain harus piawai mengekstrak kopi dengan mesin espresso baik yang menggunakan piston dan mesin kelas komersial lainnya, peserta juga diperkenalkan dengan cara seduh unplugged yang kini sedang populer. Saat itu waktu menjelang pukul lima sore, artinya sudah seharian penuh peserta dilatih secara spartan oleh salah seorang guru Barista di Indonesia ini yang telah meluluskan lebih dari 500 orang sejak pertama kali berdiri di bulan Agustus 2009.

Saat itu saya sengaja menemui Franky untuk menjemput mesin sspresso merek Conti yang menggunakan sistem piston (akan ditulis terpisah) selain sudah lama tak berkunjung ke Esperto Barista Course (EBC) -nya  sejak pertama kali mengangkat profilnya di tahun 2009. Waktu itu EBC masih menempati dua ruangan terpisah di lantai tiga STC Senayan (kini EBC menempati gedungnya yang baru saja di tempat di bulan Januari 2013 di Wisma GEHA lantai Dasar Jl. Timor no. 25. Jakarta Pusat dengan luas 190 meter persegi).

Tapi kiprahnya sebagai guru Barista sudah banyak dikenal dan meluluskan para siswa yang datang dari berbagai daerah di Indonesia dari Aceh hingga Papua. Untuk peserta dari manca negara Franky sudah melatih para peserta yang tak terhitung banyaknya, mulai dari  Malaysia, Singapura,Australia New Zealand,  Jepang, Korea, hingga yang paling jauh dari Brazil, Argentina,Belanda serta Jerman.

Dedikasinya yang tak pernah pudar untuk mencetak Barista terampil tampaknya sudah terbayar, EBC yang kini sudah punya reputasi internasional tak salah jika dilirik oleh lembaga pendidikan vocational terbesar di Australia, TAFE Sydney Institute.  Di tahun ini EBC berhasil mengukuhkan posisisnya sebagai lembaga kursus unggulan dan berhasil memperoleh akreditasi dari lembaga sekaliber TAFE  yang harus lulus melalui sebuah uji kelayakan yang ketat.

Sebelumnya beberapa orang utusan dari TAFE datang langsung dan menelisik kurikulum EBC, metode pengajaran, perlengkapan dan fasilitas yang tersedia hingga mereka yakin bahwa tempat kursus ini memang layak mendapatkan pengakuan dan bisa diakreditasi. Dengan demikian para peserta yang ingin melanjutkan pendidikannya ke TAFE bisa mentransfer nilai kredit yang diperoleh dari EBC

Itulah Franky, yang punya kebiasaan jalan seperti menggunakan sepatu roda saking cepatnya,  dan energi yang seakan tak pernah habis untuk menemukan ide baru dalam rangka menyempurnakan metode pendidikan bagi kursus Barista-nya. Di satu waktu saat saya berkunjung ke tempatnya, para peserta baik perempuan maupun laki-laki sedang sibuk bongkar pasang alat penggiling kopi untuk membersihkan burr dari kotoran. Lalu mereka harus mengembalikannya kembali ke setting awal dan siap digunakan. Di EBC, hal yang mungkin dianggap kecil seperti pengetahuan tentang grinder dan cara perawatannya wajib diketahui oleh semua muridnya tanpa kecuali karena peranan penting alat ini pada keseharian seorang Barista.

Bersiaplah untuk berdiri terus selama pelajaran berlangsung dari pagi hingga sore hari bila Anda belajar di Esperto yang berlangsung selama tiga hari penuh dimana setiap peserta langsung akan berhadapan dengan satu mesin espresso dan grinder kelas komersial. Satu hal, tempat kursus ini bukan hanya mencetak calon Barista yang hanya bisa mengoperasikan mesin espresso, tapi filosofi penting di belakang ketempilan teknis yang mereka harus kuasai.

Esperto Barista Course bisa dihubungi di Wisma GEHA lantai Dasar Jl. Timor no. 25. Jakarta Pusat, nomor telepon : 021-532 5953.

*  *  *