Bila ada orang yang ingin membumikan kopi “specialty” agar harganya terjangkau buat banyak kalangan kalangan terutama anak-anak muda, mungkin Rifka Amanda (30) salah satunya. Idealisme yang ia wujudkan bersama Rully Kristianto (30) teman SMP-nya kini menjadi salah satu “hidden spot” bagi Anda yang kebetulan tinggal atau sedang berkunjung ke pulau Bali dan mencari asupan kafein di tengah malam. BC Street Cafe sebagaimana namanya boleh berlokasi di emperan toko, tapi mereka tak sungkan menggunakan kopi “specialty” dari salah satu pemasok yang sudah punya nama.
Setiap jam 6 sore Rifka sudah siap menyulap motor roda tiga-nya yang kemudian dialih fungsikan menjadi bar kopi sekaligus sebagai “serving table”. Menurut Rifka, ia sengaja memilih motor daripada mobil karena selain alasan kepraktisan juga pengeluaran jangka panjang yang harus dikeluarkan kalau ia menggunakan kendaraan roda empat. Mengambil lokasi di jalan Teuku Umar Barat no.191, tepatnya di depan emperan toko Central Electric dan BC Street Cafe siap beroperasi sejak jam 7 malam hingga jauh dini hari.
Satu alat Presso, penggiling kopi, milk frother, beserta timbangan digital adalah arsenal utamanya dalam meracik berbagai menu kopi yang disajikan dengan harga 9 hingga 12 ribuan per cangkir. Menu lainnya berupa makanan pisang goreng, mie siap saji, dan roti bakar yang harganya paling mahal dibanderol 8 ribuan. Tak heran jika BC Street Cafe banyak didatangi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa yang menikmati malam panjang sembari menikmati secangkir kopi. Pengunjung bisa duduk di meja kecil yang disediakan, namun banyak yang memilih lesehan, sebagian cukup berbusana sarungan. Jadi tak heran saat saya ke sana, Rifka tak banyak berbincang dengan saya karena kesibukannya yang tiada henti melayani pesanan yang datang silih berganti.
Rifka yang lulusan Teknik Industri di Universitas Atmajaya di Jogja bersama rekannya Rully tentu harus sedikit bersusah payah mengenalkan cita rasa kopi yang “lain” kepada para pembelinya. “Kami harus menyesuaikan takaran agar rasanya bisa diterima oleh mereka” kata Rifka, hingga akhirnya menemukan formula yang tepat dan digunakan untuk berbagai menu kopi mereka. Sejak awal Rifka dan Rully sudah berkomitmen untuk membuat konsep warung rakyat tapi sekaligus mengenalkan cita rasa kopi terbaik kepada pasar yang mereka tuju yakni para peminum kopi dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Mereka berdua tak segan membeli pasokan kopi kepada retailer kopi spesial tapi berusaha semaksimal mungkin menekan harga agar bisa terjangkau kalangan umum di Bali.
Setelah berjuang selama delapan bulan kini BC Street Cafe sudah banyak jamaah yang mulai bisa menikmati sajian kopi mereka. Buka setiap hari kecuali hari libur yang waktunya mereka tentukan sendiri, maklum warung ini hanya dibantu oleh dua pekerja yang kadang harus bekerja tanpa henti kadang hingga menjelang pagi bila ada acara nonton TV bareng.
Saya tak perlu banyak berkomentar tentang kopinya, tapi bila Anda penasaran cobalah sajian salah satu menu kopi varian arabika yang disajikan dengan berbagai cara seduh sesuai selera. Jangan kaget bila BC Street Cafe juga menyediakan kopi dari daerah lainnya seperti Jawa, Toraja, dan tentu saja Gayo, selain racikan khusus untuk espresso. Berapa omzetnya ? Tak perlu saya ceritakan, tapi cukuplah bagi BC Street Cafe untuk bisa memiliki mesin espresso yang digunakan untuk sajian kopi dingin, yang harus mereka operasikan di rumah karena daya listriknya yang besar. Mesin ini digunakan untuk menyiapkan sajian menu kopi dingin sebagai bahan dasar yang mereka ganti setiap hari.
Apakah mereka akan pindah ke bangunan yang lebih permanen ? Untuk saat ini mereka belum punya niatan untuk pindah ke tempat yang lebih bagus dan memilih untuk mempertahankan konsep sebagai cafe pinggir jalan, tapi dengan sajian kopi yang berkualitas.
Sebagai tempat wisata tentu tak sulit mencari kopi di Bali terutama untuk kalangan menengah ke atas. Tapi sajian kopi spesial dengan harga tak mencekik, mungkin hanya BC Street Cafe yang telah mewujudkannya di pulau Dewata ini. Inspiratif bukan ?
* * *
Ulasan kopi kaki lima yang menginviratif, semakin mantab untuk terjun juga meramaikan kopi kaki lima dengan kwalitas prima “KenapaKoPi?”
Sangat menginspirasi…..sukses yaaaa….
Wow really nice, I Got new restaurant in ubud, really good coffee also
http://www.semujaenresto.com/
om toni boleh minta CP BC Street caffe nya ?
trmaksh om .
Jiyeh yang kopinya asiek jiyeh :))
wah.. wah.. ini warkop favorit saya, kaLo di adu ama Coffee B*** ane berani dah.. keepping Greatness BC Street Cafe
buat om Tony, artikeLmu sungguh sungguh menginspirasi om..
asik. BC street masuk cikopi.. metlamet copetttt <– panggial ownernya hehehehe
Muantaap angkringan rasa Cafe
wooow keren semoga bisa nyusuk sukses BC Street Cafe
Salam kenal
keren… yg diliput maupun peliputnya tak luput dari 2 jempol (klo boleh 4 jempol sekalian deh)….
BC-street coffee,
di Bali banyak sekali tempat nongkrong yg menyajikan menu “KOPI” sebagai andalannya, namun yg berani menjual kopi dengan harga yang saya anggap murah cm BC, namun tentunya tanpa mengurangi kwalitas kopi itu sendiri. untuk semuanya yg sedang ke Bali atau berdomisili di Bali ngga ada salahnya kalau mencoba tempat ini.
semoga BC-street coffee tambah maju… 🙂
Bangga saya melihat yang seperti ini meskipun harga merakyat namun kualitas tidak di nomer duakan, semoga menjadi inspirasi untuk yang lain, all the best BC Street Cafe
wow keren bgt, pake PRESSO
keren liputannya Kang Toni, ini yang bikin saya semangat dan jadi inspirasi buat saya.
Makasi om sudah mampir di warung kami..
Maaf jika msh ada banyak kekurangan dalam pelayanan kami, sampai2 saya gak sempet menemani om ngobrol2 lebih lama..
Ditunggu kedatangannya lagi kalo ke Bali om..
coffee shop dengan ‘harga per sajian standar’ memang sudah banyak yaa pak Toni..
walaupun di beberapa coffee shop dengan senjata mesin espresso yang mumpuni pun cara penyajian dan hasilnya sering kali asal jadi.. hehehe…
naah coffee shop dengan konsep harga merakyat seperti ini yang jarang..