Kalau Anda menganggap kopi ditambah es merupakan bid’ah atau sesuatu hal yang harus dijauhi, mungkin harus mencoba dulu Fretta V60 Ice Coffeemaker buatan Hario. Pada dasarnya merupakan sistem pour over biasa, namun dilengkapi dengan sebuah funnel yang berfungsi untuk menempatkan es batu yang akan dialiri oleh kopi. Mari kita mencoba Fretta.
Rupanya produk Hario sudah semakin banyak dipasarkan di Indonesia sejalan dengan perkembangan pasar yang terus tumbuh dan tuntutan konsumen akan berbagai cara seduh yang bisa mereka eksplorasi. Alat ini saya dapatkan dari Harvest Coffee Forenity yang punya sekolah barista Esperto dan mulai mendatangakan berbagai produk dari perusahaan Jepang ini, salah satunya yang saya posting sekarang.
Saya hampir dikatakan tidak pernah membuat es kopi karena terpaku pada mazhab bahwa kopi selayaknya disajikan panas, sebuah preferensi pribadi yang tentu berlaku hanya untuk saya sendiri. Tapi demi membuka perspektif dan menyajikan sesuatu yang baru saya tertarik untuk mencoba alat yang diproduksi oleh Hario, perusahaan Jepang dengan kualitas produk dengan kelas tersendiri.
Jika Anda membeli alat ini, di dalam kardusnya akan terdapat sebuah carafe dari gelas beserta tutupnya, funnel, dan filter drip hampir sama dengan model V60. Satu hal yang saya agak bingung dengan Hario adalah keengganan mereka untuk menterjemahkan instruksi penggunaan alat ini minimal ke dalam bahasa Inggris. Untungnya bukan untuk instalasi mesin roket, jadi sudah punya bayangan bagaimana menggunakan Fretta. Tapi entah dari mana Hario mendapatkan nama Fretta, sebuah kata dari bahasa Italia yang artinya cepat. Baiklah kita mulai saja mempraktekannya.
Saya memulainya dengan membasahi filter kertas yang harus Anda beli terpisah karena tidak disertakan dalam kardusnya. Lalu mulai menentukan grind setting yang dipilih lebih halus dibanding untuk french press dan tuang ke dalam filter. Masukan es ke dalam funnel hingga ke bagian atas, lalu pasang tutupnya dan letakan drip filter untuk memulai upacara sakral, brewing.
Bagi Anda yang belum membaca cara menggunakan V60 dari Hario, silakan melihat kembali posting saya terdahulu di sini, sini, beserta penjelasan lengkapnya. Prosedurnya hampir sama, dengan menggunakan air yang bersuhu sekita 95 derajat celsius, lalu mulai melakukan pre wet selama 30 detik. Dilanjutkan menuang air dalam gerakan memutar dari titik pusat ke bagian luar, sedikit demi sedikit tanpa terlalu “membanjiri” kopinya. Air kopi kemudian mengalir ke bagian funnel, tempat es batu berada dan tentu saja menurunkan temperatur secara drastis. Semakin banyak kopi mengalir ke bawah, carafe mulai mengembun karena es mendinginkan kopi.
Hasilnya secangkir es kopi yang tetap layak untuk dinikmati tanpa kehilangan aroma dan flavor karena diseduh dengan menggunakan air panas. Jadi ada baiknya sesekali mendobrak pakem kopi panas yang biasa saya nikmati untuk beralih ke kopi dingin. bagi yang ingin bereksperimen lebih jauh, Tidak berdosa bila Anda ingin menambahkan susu atau sirup kesukaan demi sebuah spiritualitas sufistik dalam menikmati secangkir kopi, seperti saya. 🙂
waaah mantep euy hasil seduhan es kopi nya,..ane tertarik banget ma tuh alat,..dimana ane bisa beli yah,…
Ada ada aja yah …… makin ramai alternative dlm menyeduh kopi … sing penting ngopi cak ……
beli alat ini dimana ya?
dan harganya +- brp?
thx
Apa bener pak Toni hampir nggak pernah ngrasain es kopi sebelum ada alat ini ? Wah, kedengerannya kok seperti pak Ton ini lebih cenderung penikmat alat pembuat kopi ya daripada penikmat kopi ?
Nice info..
Kerennnnnnn…..Tapi apa taste Nya ngak ngaruh sama sekali tuh kang?
artinya masih ada resiko ‘watery’ ya om? kalau kita kasi es nya kebanyakan. soalnya beberapa kali pernah pake cara tradisional makin lama makin watery bersamaan dengan mencairnya es batu
*lari dan menangis di pojokan*