Para undangan yang hadir menyimak penjelasan Vabyo (@vabyo) yang punya banyak resep kopi untuk dicoba di rumah dengan bahan yang mudah didapatkan. Berbagai racikan kopi dan rasa didemonstrasikan pembuatannya lalu yang hadir pun bisa mencoba trik ngopi ala Vabyo yang kondang di dunia Twitter. Itulah sekilas Obrolan Langsat dengan tema Bincang Kopi yang kali ini mengambil tempat di kota Bandung bersamaan dengan acara Indonesia Barista Competition pada hari Kamis, 24 Februari lalu. Ina Muwarni, Direktur Eksekutif Specialty Coffee Association of Indonesia berkenan hadir dan menyaksikan acara dari awal hingga akhir.
Vabyo merupakan pecinta kopi dan sering berbagi resep ngopi praktis sekaligus nikmat dengan para follower-nya di dunia Twitter. Khazanah resepnya tidaklah terlalu rumit dengan kombinasi penyedap seperti seperti sirup, maka jadilah racikan kopinya meramaikan acara Bincang Kopi ini. Para peserta yang hadir tentunya bersemangat dan khusyuk memperhatikan Vabyo yang pernah bekerja sebagai Barista salah satu gerai kopi terkenal di negara Saudi Arabia.
Rasanya kurang komplit bila trend menyeduh kopi seperti drip atau pour over tidak diperkenalkan kepada undangan yang hadir. Nah ini bagian saya yang secara singkat menjelaskan ritual pour over dengan menggunakan filter Hario V60 dengan cara diukur menggunakan timbangan digital dengan rasio 10 gr kopi untuk 150 gram air dan suhu sekitar 94 derajat celcius. “Oooo ternyata begini ya cara menyeduh kopi. Wah repot juga ya, tapi sumpah baru kali ini saya tahu ada metode seduh sampe segininya” dan masih banyak komentar lain yang bermunculan selama peragaan cara seduh dengan filter Hario. Lalu pihak kopi Bel Canto yang sudah dua kali berpatisipasi dalam acara Obsat menjelaskan tentang alat Vietnam Drip berikut peragaan cara meneyduhnya dengan atau tanpa susu.
Seperti biasa saya menjelaskan bahwa tidak ada kopi yang paling enak, silakan mengeksplorasi rasa berbagai kopi karena sifat minuman ini sangat personal. Demikian laporan singkat tentang kegiatan Obsat di kota Bandung, sebuah diskusi yang sangat interaktif dimana para peserta juga berbagi pengalamannya dalam menikmati kopi.
Tunggu acara Obsat Bincang Kopi selanjutnya dan bila punya account Twitter, silakan mengikuti update terbaru tentang acara ini : @obsat, @tukang kopi.
* * * *
Terima kasih pak Harbudi telah bersedia mengulas postingan saya. Salam kenal
Punten Pak Toni, saya mau memberi masukkan sedikit bai ibu Endang. Menarik sekali membaca postingan Ibu Endang. Untuk mengurangi kekhawatiran ibu tentang bahaya kopi, kafein khususnya, silakan membaca buku tulisan dari Bennet Alan Weinberg, The Caffeine Advantage. Kalau mau ysng lebih ilmiah, mungkin buku yang diedit oleh Kenneth P Chambers, Caffeine and Health Research, akan menenangkan hati Ibu. Tentunya generasi lama di Indonesia(saya tidak mau mengatakan tua karena saya sdh tergolong di dalamnya haha…)agak khawatir dengan kopi, karena umumnya kopi yang dinikmati adalah kopi Robusta yang umumnya memiliki kandungan kafein yang nyaris 2x dari Arabica. Padahal yang kini dikonsumsi oleh putra dan putri ibu adalah kopi Arabica. Plus diekstraksi menggunakan mesin espresso, kadar kafeinnya juga lebih rendah ketimbang ditubruk. Sedangkan tulisan ibu tentang white coffee, tulisan ibu yang berbunyi “White coffee dibuat dari biji kopi yang digongseng (roasted) tidak sampai matang”, hanya ada usulan: jangan menggunakan istilah tidak sampai matang. Kopi yang tidak matang itu, baunya sangat tidak enak jika diseduh air panas. Mungkin maksud ibu, very light brown atau cinnamon, kopi yang dihentikan proses menyangrainya sebelum “first crack”. Sebelum pecah seperti pop corn, ibu. Begitu sedikit tambahan dari saya. Tapi tulisan ibu sungguh-sungguh menarik. Oh ya satu lagi, peaberry itu kopi yang biasa disebut sebagai kopi lanang. Jadi kopi lanang bisa menjadi bagian dari kopi luwak, tapi kopi luwak tentu bukan kopi lanangan. Muhun Pak Toni
Pak Toni, saya baru saja mengulas mengenai “White Coffee” di postingan saya terakhir. Sebagai yang lebih ahli apa pak Toni mau melihat postingan saya tersebut, siapa tahu ada yang kurang lengkap, ditunggu kritik dan sarannya. Terima kasih.
Saya kepingin banget datang di salah satu acara seperti ini, tapi saya pns yang tinggal jauh dan di kota saya tinggal belum ada acara-acara perkopian seperti itu.