Blendtec

Siapa tak kenal blender high-end merek Blendtec, yang terkenal dengan kampanye marketing-nya yang menghancurkan bola golf hingga iPhone di situs Youtube. Lupakan blender rumahan, Blendtec adalah big toy, alat heavy duty untuk keperluan komersial hingga domestik.  Blendtec tipe smoother di atas adalah anggota terbaru yang melengkapi pojok kopi di rumah saya, salah satu produk tipe komersial dari perusahaan KTech, Amerika.

Model terbaru smoother menggunakan display LCD berikut fitur counter untuk menghitung penggunaan alat ini, tapi tidak untuk yang dipasang di rumah saya. Sebenarnya model ini terdapat dudukan, tapi untuk menghemat tempat, Blendtec melengkapinya dengan fasilitas “in counter” sehingga bisa di tanam. Asalkan terdapat ruang yang cukup di bawahnya untuk ventilasi motor, maka Blendtec benar2 bisa menghemat tempat seperti apa yang saya lakukan pada foto di bawah.

Untuk mengimbangi tenaganya yang luar biasa itu, Blendtec harus mengkonsumsi daya listrik hingga 1.560 watt untuk menggerakan motornya yang mempunyai kecepatan hingga 28.000 rpm. Berbeda dengan merek high-end lain seperti Vitamix, blender Blendtec tidak dilengkapi dengan tamper yang dalam istilah mesin ini berupa stick yang terletak di tengah pitcher untuk mengatur sedemikian rupa bahan yang di blend agar tercampur sempurna.

Sebagai tambahan informasi Blendtec dan Vitamix adalah dua produsen blender komersial yang bersaing dengan ketat di Amerika dan punya fans hardcore yang menyatakan keunggulan masing2 produk ini. Blendtec mengklaim bahwa tamper tidak diperlukan karena mereka mempunyai sistem pisau yang hanya berbilah dua dan akan menarik semua bahan yang di blender ke pusat putaran.

Fitur andalan lain yang dijual oleh Blendtec dalam strategi marketingnya adalah sistem “automatic cycle”, artinya hanya menyentuh tombol dan membiarkan Blendtec menyelesaikan tugas dengan sendirinya. Ini sebenarnya fasilitas automatic shut-off, sebuah fitur yang membuat Barista/Bartender atau siapa saja bisa menyelesaikan tugas lain saat Blendtec bekerja. Tapi apa sih yang bisa dilakukan biala waktu yang tersedia hanya 30 detik dalam satu cycle ?

Berbeda dengan Vitamix, merek Blendtec tidak memerlukan pitcher tambahan untuk mem-blend bahan2 kering, semuanya all in one.

Model Blendtec yang ada di rumah saya terdiri dari 5 tombol sentuh beserta 1 tombol “Pulse”. Dimulai dengan angka 1 yang artinya untuk mengerjakan bahan2 yang tidak terlalu keras seperti apel, alpukat, dll, angka 3 misalnya untuk apel dan es batu hingga ke tombol nomor lima untuk bahan yang lebih keras lagi. Kecuali tombol “P”, masing2 tombol sudah distel waktu kerjanya antara 20-30 detik.

Terakhir adalah tombol “P” merupakan fitur manual dimana kita bisa mengatur sendiri watunya selama tombol tersebut ditekan.

Blendtec menggunakan pitcher dari bahan polycarbonate yang mempunyai daya tahan jauh lebih bagus dibanding dengan material plastik atau fiber. Volume maksimalnya 32 oz atau hampir satu liter dan bila Anda membeli satu pitcher lagi untuk cadangan  maka bersiaplah dengan harganya yang sekitar 1.6 juta rupiah.

Saya menyenangi blender skala komersial karena salah satu kemampuannya untuk menghancurkan es batu dalam waktu singkat dan tercampur dengan sempurna dengan bahan lain  seperti powder. Blenderrumahan tentu saja bisa melakukannya walau dengan segala keterbatasannya, tapi bila digunakan untuk bisnis maka tip konsultan F&B Adi W. Taroepratjeka bisa dijadikan pegangan :

“Jangan sekali-kali menggunakan alat rumah tangga untuk keperluan bisnis”. Jika nasihat itu menjustifikasi keperluan usaha Anda, mengapa tidak memilih peralatan komersial 🙂

Cukup sudah mambo jambo tentang spesifikasinya, tapi yang jelas niat saya mempublikasikan Blendtec dan mungkin suatu saat merek Vitamix semata untuk memperkenalkan peralatan penting di sebuah kedai kopi.

Jika  saat ini anggaran Anda tidak mencukupi dan menganggap bahwa alat ini berada di luar jangkauan, tapi suatu saat, once for all, salah satu merek blender ini menjadi workhorse di kedai kopi Anda sebagaimana yang sudah banyak digunakan di tempat2 lain.

Alasan lain dan tak kalah penting, powder untuk smoothie milik saya sudah lama menganggur dan sepertinya sudah kadaluwarsa akibat menunggu blender komersial seperti Blendtec. Jadi ini saat yang tepat untuk memulai eksperimen minuman2 yang bila rasanya cukup “layak” akan saya posting di sini.

Sambil menunggu “jatah preman” dari rekan2 saya yang “terpaksa” menyumbang bahan untuk keperluan penggunaan blender ini, mari kita nantikan kemampuan the brawn, brain, Blendtec.

* * * * *