Ini proyek iseng, hanya ingin tahu, berapa sih suhu air yang dikucurkan dalam coffee maker ? Masalahnya alat serupa dengan merek Technivorm bisa dengan akurat mencapai suhu konstan 92 derajat hingga di restui oleh SCAA sebagai alat seduh kopi yang bisa diandalkan. Sayangnya, Technivorm yang buatan Belanda itu tidak dijual di Indonesia, maka jadilah saya mengoprek Braun Coffee Maker sekaligus ingin melihat jeroannya.
Oh ternyata cuma ini komponen utamanya, sebuah elemen pemanas berbentuk tapal kuda yang bersambung dengan dua pipa utama. Pipa pertama adalah air dingin yang mengalir ke bawah, lalu dipanaskan di heating element-nya yang menghasilkan tekanan akibat dari uap panas dan membuat air mengalir ke atas. Air lalu di distribusikan melalui dua spout yang akan membasahi kopi dalam proses brewing. Sederhana.
Kembali ke pertanyaan semula ? Berapa suhu yang dihasilkan dari proses pemanasan ini? Mari kita lihat dengan menggunakan temperatur digital dengan presisi satu digit yang moga2 hasilnya tidak jauh berbeda apabila diukur dengan Fluke (termometer yang presisinya hingga dua digit)
Kedua, mengapa tidak kita modifikasi alat ini menjadi brewer untuk Hario V60 atau apapun merek drip filter yang digunakan. Sekalian “gila” maksudnya 🙂 Kelemahan yang mencolok adalah kita tidak bisa mengatur flow atau aliran air tentunya, tapi bisa disiasati dengan memutar drip secara manual (Enrico iseng melakukannya saat di rumah saya 🙂 ) Tapi kalau masalah suhu, coffee maker sudah didesain sedemikian rupa untuk mengeluarkan air panas di bawah 100 derajat celsius sebagaimana test saya dengan termometer. Bila itu hasilnya, maka tentu tidak masalah memanfaatkannya dengan drip filter seperti Hario.
Bagaimana dengan rasa? Baik2 saja, setidaknya itu yang saya rasakan. Minimal tidak rasa aneh seperti kopi gosong karena over brew. Penemuan “kreatif” ini sering saya gunakan terutama di pagi hari untuk mengejar waktu karena praktis. Masukan air, siapkan kopi di filter yangs udah dibasahi, tekan tombol dan diamkan.
Silakan diikuti, tapi at your own risks :)
* * * * *
Si V60 tidak seperti Melitta 1 hole drip, dia ga ada “lubang intipan” utk tahu gimana laju si aliran. tapi sebenarnya sih kalo diangkat keliatan kalo lambat, walaupun V60 ketika kita terlalu fine, dia masih akan melaju lebih kencang daripada dripper lain di ukuran grind yang sama. Dan terlihat juga turunnya ga secepat kalo proper grinding size.
Kalo kecepatan tetesan dan besarnya tetesan dari alat, kayaknya ga bisa utk disiasati pake coffee maker yang ditelanjangi. Yang ada fitur itu ya si Luminaire Bravo LB-1, hehehe…
hahaha…hebat mas Enrico. Ini baru namanya kreatif. Jadi tinggal satu masalah yang harus dipecahkan, masalah waktu brewing. Kehalusan bubuk kopi memang bisa dijadikan faktor penentu kecepatan waktu brewing, tapi apakah besar tetesan atau kecepatan tetes bisa kita ubah? Nah kalau ini bisa, nyamanlah kita karena tidak perlu pegel untuk selalu pegang bueno haha…
betul pak, hehehe. tapi pegelnya sih ga seberapa kalo semisal hasilnya bagus. kemarne itu kayaknya :
– ga prewet. langsung terus sampe kelar air habis.
– bentuk hario kan ada gagangnya. tempat si Braun itu terbatas, jadi pas muter, gagang itu mentok plastik dinding si Braun. jadilah ga konsisten muternya, walaupun kalo liat fotonya, lumayan bentuknya jadi ceruk.
Prinsip puter manual itu saya tiru dari video prototipe mesin pour over Clover yang baru, haahaaahaaaa…
Keunggulan dari percobaan ini terletak di konsistensi suhu. Kelemahannya justru “menetes” di titik yang sama. Keunggulan lainnya adalah konsistensi volume butir tetesan. Kelemahannya justru terletak di waktu brewing yang relatif konstan. Inilah problem kelemahan umum dari coffee maker, yang dikoreksi oleh pour over. Kecuali mas Enrico mau mengeser posisi V60 secara konstan, tapi pegel juga kan mas? haha…
hahaha ini dia namanya memaksimalkan peralatan yang ada 🙂
btw saya pernah coba iseng melakukan hal yang sama ke barista coffee maker-nya starbucks, gagal euy hehehe ;p ada part yang ga bisa dilepas soalnya.
wiihh, Enrico elo tuh lebay bin alay deh.
tiada lain tiada bukan, keyakinan itu hanya bisa diuji dengan adanya kompetisi… antar semua alat2 di atas, hehehe…
mana neh orang2 bulenya?? mereka pinjemin donks utk unboxing, saya mah nikmatin aja ;p