Anggap saja rasio 8 gram kopi dan 130 gram air ini sebagai awal untuk memulai metode pour over karena pada posting sebelumnya terdapat banyak variasi kedua komponen ini yang bisa dicoba. Kombinasi kopi dan air 8/130 ini adalah favorit saya untuk mendapatkan rasa kopi yang pas, sekali lagi hanya menurut selera subyektif. Silakan mencoba perbandingan jumlah air dan kopi baik dengan menggunakan timbangan digital seperti contoh di bawah ini, atau dengan gelas ukur. Waktu yang dihabiskan dari mulai menuang air hingga selesai sekitar tiga menit dengan suhu air 92 derajat. Dunia kopi khususnya di Amerika sudah memperkenalkan metode ini sebagai alternatif dari berbagai cara menyeduh kopi yang ada seperti french press, chemex, atau aero press. Jadi mari kita ramaikan juga di Indonesia 🙂
Pak Toni,itu kan 130gr termasuk berat gelasnnya juga dan V60 yang acrylic..emang ngitungnya gitu ya?kalau pakai V60 glass atau ceramic,lebih berat lagi donk
minta info, lagi tertarik belajar mengenai kopi n membuat kopi nih, dimana dan kemana ya tempat yang bisa untuk belajar mulai A – Z tentang kopi dan cara pembuatannya…..thanks yaaa
Kalau hitungan saya, berat kopi 8 gram, kemudian ditambahkan air panas hingga 130 gram. Jadi air yang ditambahkan kira2 130-8 gram = 122 gram. Berat jenis air 1, maka 122 gram air sama dengan 122 ml air. Karena dituang di atas timbangan maka ukuran akan tepat dan lebih mudah. Sebab kalau memasak air cuma 122 ml, wah repot. Kalau air panas yang akan dituangkan diukur dulu pakai gelas ukur, juga repot. Apalagi saat pemindahan air dari satu tempat ke tempat lain memerlukan waktu dan akan menurunkan suhu air. Semoga bermanfaat.
@pak elim
tidak ada yang salah atau benar koq dalam soal preferensi mah Pak, heeeheeeheee.. bahkan kalau ada orang suka kopi arang menyala, kita ga bisa nyalahin kan :p
@ mas Toni,
wah, menarik sekali artikel nya jadi pengalam utk kita2 yg awam…..
bisa dishare dimana kita bisa membeli hario V60 dan saringan hario ?
saya pribadi lebih suka metode tubruk/french press krn menghasilkan crema tipis & aroma/rasa yg lebih kuat dibanding metode pour over atau vietnam drip (benar gak menurut rekan2 pecinta kopi yg lebih berpengalaman krn saya masih belia di dunia hitam ini)?
@enrico you are correct, brew ratio is ratio of coffee weight vs water volume (before pouring).
This is NOT my own opinion, but the formula used by SCAA & SCAE.
And to simplified all the confusing number, it is easier to follow SCAA recommendation for “target brew point” which is 5.5% & SCAE use 6.0%. European prefers stronger coffee 🙂
(ref. SCAA Coffee Brewing Handbook – diagram C)
Note. Word used here “target brew point” cause in the diagram the “ideal” is not a single-point but an area. All the specialty cafe ratio are inside this “ideal” area, they adjust the ratio to their coffee.
Cheers
Punya buku Brewing ratio-nya SCAA ? Pinjemin dong 🙂
mmm….must try..
so far saya menggunakan Vietnam Drip, dan seperti nya hampir sama proses nya..:)
iseng ngitung ya kang…. 8/130 itu kurang lebih sama dengan 10/160 heheheheh… bedanya cuman yang satu lebih dikit ajah
Tergantung selera Co, kalau saya pribadi yang ditimbang berat ground coffee 🙂
Untuk air, sepertinya alasan kang Toni memilih “berhenti mencapai” karena mendidihkan airnya lebih dari 180 gr. Air satu teko itu bisa dipake macam-macam soalnya, seperti memanaskan gelas misalnya. Jadi lebih gampang menghitung berat tercapai daripada menghitung berat air yang didihkan. 🙂
Masih bingung di :
– Apakah berat kopi berlaku hanya utk di roasted beans atau ground coffee juga?
– saya mengira berat 180gr itu berat air yang digunakan (masak air 180gr). Ternyata berhenti saat mencapai 180gr ya 😀 baru tahu hehehe…
sangat menarik artikelnya pak… selama ini selalu pakai vietnam coffee drip, metodenya juga tuang air sedikit tunggu 1/2 menit lalu tuang semua 🙂