“Saya sengaja datang dari Indonesia selain untuk urusan kantor, juga ingin menikmati kopi di sini sebelum harus kembali malam ini juga” dan barista di Ritual pun hanya bisa bilang “Woow” sambil memandang seakan tak percaya. Mungkin ia belum pernah punya pengalaman didatangi konsumen “rada2” saya yang lebih memilih menikmati secangkir kopi di sini dibandingkan mengunjungi berbagai aktraksi wisata di San Francisco yang seabreg itu. Gabriel Boscana, sang barista tadi lalu memberikan rekomendasi kopi dari Kenya. “Buat para penikmat kopi serius, kami sangat merekomendasikan kopi jagoan Ritual Roaster dari Kenya” begitu ia menyarankan kepada saya. “Really appreciate your visit and hope you enjoy our coffee” katanya. Inilah kunjungan ke Ritual, salah satu roaster di Amerika yang begitu inspiratif dan terkenal dengan medium roast-nya. Berikut kesan 60 menit berada di sana.
Ritual Roaster terletak di kawasan Mission yang merupakan pusat komunitas Amerika Latin di San Francisco dan dibuka sejak April tahun 2005. Menempati luas sekitar 4 x 15 meter, tidak terlalu besar dengan penampilan yang bersahaja, malah terlalu sederhana untuk sebuah coffee house yang baru menjadi ikon baru kota San Francisco. Ritual tidak mejual penampilan apalagi makanan pendaping minuman kopi. Mereka hanya menawarkan kopi2 terbaik yang mereka peroleh dari berbagai wilayah di Amerika Tengah/Selatan dan Afrika. Seleksi ketat dan proses roasting yang mayoritasnya adalah medium roast merupakan salah satu kekhasan yang dijual oleh Ritual.
Di bar depan, tiga orang baristanya berikut kasir selalu sibuk melayani pelanggan yang datang silih berganti dan pada jam2 sibuk seperti pagi hari antrian bisa mengular hingga ke jalan. Kisaran harga antara 2.5 hingga 5 dolar untu segelas kopi hitam dan milk based coffee. Berbeda dengan coffee house lainnya, para pengunjung di sini banyak yang memilih black coffee. Sebagian take away, tapi banyak juga yang memilih untuk menikmati kopinya di sini sambil menikmati wifi, satu2nya fasilitas yang ada di sini.
Mesin espresso Syneso tipe Sincra tiga group yang high-end itu menjadi jantung operasi di Ritual selain jajaran filter kopi untuk pelanggan yang memilih single origin. Sepertinya hanya dua alat itu yang mereka sediakan karena tidak terlihat lagi alat penyeduh kopi lainnya. Sementara iringan musik hanya diperdengarkan dengan volume yang tidak mengganggu percakapan para pengunjung yang didominasi oleh musik2 Amerika Latin. Menurut pengamatan sekilas dari pesanan yang rata2 adalah black coffee, sepertinya mereka merupakan para penikmat specialty coffee yang sedikit banyak memahami cita rasa kopi.
Sementara kolega kantor saya sibuk berbelaja di pusat kota San Francisco, saya Sayang saya tidak bisa berlama-lama di Ritual karena harus segera mengejar penerbangan kembali ke Indonesia. Jadi waktu yang nyaris kurang dari sejam tentu saja belum cukup untuk mengetahui secara detail tentang keberadaan mereka, apalagi para barista mereka punya pelatihan unik yang mereka sebut “navy seal camp” sebelum bisa terjun melayani pelanggannya. Setidaknya, saya telah memecahkan rekor untuk lokasi tempat ngopi terjauh yang pernah dikunjungi di belahan benua Amerika sana. [17 Juli 2010]
* * * * *
Wah menarik liputannya. Kepikiran bikin kopi tubruk cafe in LA nih…
Btw fotonya asik pak….ambient light disana emang asik n berbeda yah
Thanks for sharing pak!
Sempet nyobain ke Inteligentsia Coffee ga pak, setau saya ga ada di SF adanya di LA,NY,Chicago
Luar biasa pengalamannya pak. Ini namanya wisata kopi. Muantep mar kotop pak!
wah… muanthab tuch.. pak toni…. simple tools… tapi… real.. ritual kopi..
Wah sayang koq ga impor dari Indonesia ya? Indonesian coffee is the best deh, saya cinta kopi Indonesia! Harusnya dipromosikan tuh pak hehehe. Manteeep pak!
Jalan-jalan sambil ngopi…
mantap bener pak toni..
Cuma satu kata pak,kereeeeeeeen
foto dan t-shirt “mengutakan” isi cerita bahwa pemilik cikopi memang doyan minum kopi heheheh..
Wah makin membuat saya terdorong utk buat cafe di Houston yg kopi2nya hanya dari Indo …