Christian dari Froco kopi merekomendasikan saya untuk mencoba roasting kopi dengan panci teflon dan memberi sample biji kopi mentah dari beberapa daerah. Dulu ia pernah mencobanya sendiri sebagai sebuah eksperimen atau lebih tepatnya “racun” yang ia tularkan kepada saya :). Kata suhu roaster ini, “untuk mengetahui lebih banyak tentang kopi harus merasakan dulu pengalaman jadi roaster”, dan saya meng-amini pendapat itu, sambil garuk2 kepala apa bisa “masak” kopi mentah di atas wajan …
Pada dasarnya roasting adalah proses mengeluarkan air dalam kopi, mengeringkan dan mengembangkan bijinya, mengurangi beratnya hingga 20%, serta yang paling penting adalah mengubah unsur gula menjadi CO2 sebagai alat transport untuk memberikan aroma pada kopi tersebut. Di belakang proses roasting, sebuah keajaiban alam melalui proses kimiawi yang menakjubkan terjadi begitu cepat dalam rentang waktu kurang dari 30 menit. Wanginya biji kopi seperti roti yang dipanggang saat terjadi proses endothermic yakni kadar air mulai berkurang adalah salah satu godaan untuk mencoba roasting sendiri, dengan wajan.
Nah masalahnya, bagaimana cara terbaik untuk melihat apakah kopi yang say sangrai sudah memenuhi kriteria ? Di abad ke-19, para roaster harus mengandalkan penciumannya dari aroma asap yang dihasilkan. Sekarang sudah ada pengkasifikasian roasting kopi dengan menggunakan gradasi warna (agatron) yang alatnya digunakan oleh para roaster profesional dalam menilai kopi hasil masakannya.
Di bawah adalah hasil kerajinan tangan saya jadi roaster dadakan yang dilakukan di teras rumah. Christian bercerita bahwa dapurnya penuh dengan asap tebal saat mencoba melakukan eksperimen ini, jadi ia sudah wanti2 agar saya melakukannya di ruangan atau tempat yang terbuka.
Hasilnya seperti yang terlihat pada foto dan merupakan suatu pengalaman berharga bagi saya walau kopi yang dihasilkan minus aroma :), Jadi saya mau belajar lagi sama sang pemberi “racun” bagaimana caranya agar kopi versi wajan ini bisa mengalahkan warung kopi Waris di posting terdahulu “Nyethe” yang dilakukan dengan proses yang sama.
Salam.
* * * * *
pak toni,mau tanya itu sepertinya masih ada kulit luar greenbeannya ya?masi inget gak ya??hehhee..karena yang saya lihat bijinya ngga ijo seperti yang saya dapat di rumah.
@Afnill
profile kacang yang diroasting semakin gosong akan semakin berminya, itu memang udah proses kimianya kopi ketika di roasting…katanya kalau ingin kopi yang masih memiliki profile cita rasa kopinya roastnya medium dark atau level city
Tks pak Toni. Info yang bagus.
Kalau ada rencana Pak Toni untuk menggonseng kopi lagi, saya bisa kirimkan Green Bean.
Salam. Horas.
Sabam Malau.
Nanya Kang Tony,
Apakah Roasting yg bagus itu, biji yang dirosting berminyak, atau dop?
Pernah juga ngroasting (tanpa baca literatur tentang kopi) dgn cara “barbar”.Saya lihat di dinding dapur banyak minyak kopi.
sy coba roast sendiri pak, tapi hasilnya terlalu hitam, setelah saya grind dan diseduh rasanya seperti arang, tolong kalo sempat diulas tentang tata cara dan aturan tentang home roasting, krn blm mungkin untuk membeli alat2 roasting yang mahal2 itu. makasih.
Wah blog-nya keren, artikel ini juga. Saya sekarang mo coba juga home roasting. Oia, kalo ada yang berminat green bean luwak, monggo, saya kelebihan stok 😀 dibuang sayang
salam kenal pak….
wah…sya jadi tertarik utk mecoba dirumah, tpi klo boleh tahu itu hanya perlu waktu 20 menitan saja yg dihasilkan medium rost yah(maaf klo salah) dan tingkat pengapiannya besar berarti yah…
maap banyak nanya…….lagi seneng bgt ngetest kopi, biasanya sya cman seneng di minumnya saja…hehe
ahahaha.. saya suka blog ini, sangat-sangat keren.
saya jadi pengen coba metode ‘barbar’ ini 😀
Untuk roasted kopi beberapa hal yg perlu diperhatikan : biji mentah harus kering kadar air 9-12% atau dijemur aja dahulu sebelum diroasting karna ini berpengaruh pada aroma dan rasa juga warna kopi setelah dimasak. Kalo roasting menggunakan wajan harus selalu diaduk agar rata tidak belang2 namun kalo menggunakan wajan tentu aromanya kurang sipp karna mulai awal proses aroma langsung keluar tertiup angin(karna didak ditutup). Api terlalu besar dan langsung bersentuhan dengan wajan bisa mengakibatkan gosong dan tidak rata.
hihi… sy jg pernah coba roast sendiri pak. cuman dicampur margarin dikit. walau kematangan nya ga rata bau dan rasanya sih lumayan menggiurkan (ada rasa arangnya he..), rasanya lumayan oke tpi pas abis minum,aga mules dikit:)
Mas, dimana ya tempat kita bisa belajar tentang roasting yang bagus? makasih..hehe
Hua ha ha ha..jadi juga Pak dimuat di sini 😀
Dijamin pegel tuh ngudek2 kopi terus gitu 😀
Lumayan..nyoba2 jadi roaster di rumah 🙂
http://www.sarangkopi.com
Hua ha ha ha..jadi juga Pak dimuat di sini 😀
Dijamin pegel tuh ngudek2 kopi terus gitu 😀
Lumayan..nyoba2 jadi roaster di rumah 🙂
http://www.sarangkopi.com
pak Toni, kalo beli green-beannya di mana yah?
Weeh… dapet green beans… Jadi pengen cobain…
Home roasting memang menyenangkan pak. Sayangnya cari green beans eceran gak semudah yg dibayangkan. Lebih gampang beli home roaster nya daripada green bean. Andai cari green bean eceran gampang banget ya pak. Mungkin bakal banyak roaster artisan disini
gimana pak….seru kan 🙂
btw aduknya kurang rata bos,ada yg mutung.
tapi untuk pertama kali ini termasuk cukup bagus hasilnya, yang penting kan dapet feeling dag-dig-dug nya dulu.
salam
wah, kalo gw maen ke rumah lo, harus coba tuh 😀
Katanya ada yang bilang, wajannya yang baik pakai wajan dari tanah liat. Tidak dengan kompor, tapi kayu bakar. Jenis kayu yang baik kayu pohon kopi atau cengkeh. karena kayu yang dipakai menambah aroma pada kopi. Suhu diwajan harus mencapai 175 drajat celcius. Tapi, mas Toni share tentang mesin roasting alat agatron dst. Jadi mungkin info itu dari roaster klasik ya? Trims infonya. Saya juga mau coba.
Wah….liar sekali mas eksperimen nya. Jadi penasaran pingin nyoba juga 🙂
hahaha metode barbar ;p mantap tapinya kang. Nanti saya post ah cara saya nyangrai kopi di rumah hehehe… lebih barbar lagi ;D