Kalau komunitas Kanton lebih menyenangi Yum Cha yakni menikmati dim sum dan penganan kecil lainnya beserta teh oolong saat pagi hari, berbeda dengan masyarakat Tionghoa Hokian yang lebih lekat dengan budaya kopi. Kalau anda pergi ke Singapura atau Malaysia, Kopi Tiam yang artinya adalah kedai kopi tidak sulit untuk ditemukan di setiap sudut kotanya. Setiap pagi hari dengan ditemani roti toast yang ditaburi kaya (srikaya) ditambah dengan telur setengah matang adalah menu wajib untuk sarapan pagi selain sepiring Hokkien Mee atau Char Kway Teow (kwetiau). Kebiasaan para Tionghoa peranakan inilah yang membuat Bondan WInarno membuka bisnis Kopi Tiam Oei di kawasan jalan Sabang, Jakarta Pusat.
Resto, cafe, atau warung kopi dengan konsep yang dibuat semirip mungkin dengan suasana kedai kopi jaman dahulu tentu menarik banyak peminat. Selain tentu saja nama kondang Bondan “maknyus” Winarno sebagai ikon yang membuat Kopi Tiam Oei selalu ramai pengunjung akui Wasis Gunarto, rekanan bisnis Bondan yang mengurusi operasional kedai kopi ini sehari-hari. Kopi Tiam Oei yang resmi dibuka sejak bulan April 2009, mempunyai misi mengangkat kearifan lokal masyarakat peranakan Tionghoa melalui kultur ngopi sekaligus juga kuliner yang direpresentasikan dalam menu seperti lontong cap go meh, gado-gado bon bin, tanpa mengesampingkan makanan khas Indonesia seperti sate ayam Ponorogo. Saat ini Kopi Tiam Oei sudah membuka cabang kedua di Legian Bali dan punya target untuk membuka setidaknya dua tempat lagi di kota besar pulau Jawa.
Kalau berbicara masalah kopi, Kopi Tiam oei berbagai ramuan minuman ini yang terdiri dari Kopi toebroek Djawa, Kopi saring atawa Kopi-O, Kopi taloea Boekittinggi (kopi saring dengan telor ayam mentah), selain kopi yang dibuat dnegan Vietnam Drip (Ijs kopi soesoe Indotjina). Harganya tentu “djoedjoer” sebagaimana motto di sini dengan kisaran 8 ribu untuk secangkir kopi toebroek hingga 15.000 kalau anda ingin menikmati kopi Wiener Malange, kopi yang dicampur dengan es krim vanila.
Wasis tidak sungkan untuk menyatakan bahwa kopi Tiam menggunakanl kopi Aroma dari Bandung baik jenis robusta maupun arabika dalam menu kopinya. “Kami memang co-branding” kata lulusan MM Universitas Indonesia tahun 2001 yang akhirnya nyemplung ke bisnis kuliner. Tidak ada mesin espresso, karena Kopi Tiam Oei hanya menyediakan kopi dengan cara diseduh biasa atau menggunakan filter Vietnam Drip.
“Mas Bondan sangat sibuk, jadi jarang sekali berada di sini, komunikasi juga dilakukan hanya melalui surat elektronik” Sebagai informasi, Wasis Gunarto adalah salah satu pengolal milis dan penyelenggara berbagai kegiatan Jalan Sutera, kelompok penikmat makanan yang sudah tidak asing lagi dan sering mengadakan kegiatan jalan bersama mencari kuliner nikmat.
Kopi Tiam Oei sengaja memilih tempat yang tidak terlalu besar hanya seukuran ruko, maksudnya agar suasana gezellig atau keakraban tidak hilang, demikian kata Bondan dalam penjelasannya yang bisa dibaca di belakang buku menu mengenai konsep Kopi Tiam-nya. Walau bukan resto besar, Kopi Tiam Oei menyediakan berbagai makanan berat dan kudapan lain seperti Nasi Rames Bonbin , Nasi Birjani, sedangkan untuk sarapan sebagaiaman khas-nya kedai kopi tiam di sini kita bisa menikmati telor setengah atang, roti bakar keju atau kornet, Nasi Tim ayam Glodok, dan berbagai jenis minuman selain kopi.
Suasana gezellig atau keakraban seperti itu tentu sulit dirasakan kalau anda pernah berkunjung ke Killiney Kopi Tiam, salah satu gerai kopi tiam tertua di Singapura sejak tahun 1919. Konsepnya tidak jauh berbeda dengan cafe dan resto dan kehilangan ruh sebuah tempat dimana hubungan di anatara pengunjung dan pemilik saling mengenal, walaupun menunya khas-nya berupa kopi, roti toast dan kaya tidak banyak berubah.
Lain halnya dengan negara jiran Malaysia, kedai kopi tiam memang masih mengusung tema keakraban di antara sesama para pengunjung yang tentu saja berasal dari daerah sekitarnya. Selain itu kedai kopinya masih menggunakan kursi plastik dan menjadi salah satu tempat para sosialite lokal menghabiskan waktunya. Pengunjung bisa berlama-lama di sini sambil menikmati kopi tubruk khas Malaysia yang dikenal dengan nama kopi gosong, kopi-O (kopi hitam yang bisa disajikan panas atau dingin, atau kopi (kopi dan susu).
Jadi sekali-kali berkunjunglah ke Kopi Tiam Oei poenya Bondan Oeynarno sambil menikmati lagoe kerontjong jaman dahoeloe dengan segelas kopi Indotjina.
* * * * *
mmmmm aku suka kopi kok
Kerennnn…Favorit saya kopi tubruk jawa dan kopi susu vietnam nyaaa…segerrrrrrr
Ulasan yg sangat menarik kang, jadi pengen merasakan kopi talua boekittinggi nih
warung favorit !
hi hi….
kalo lagi iseng, mampir duuoonk ke http://www.ipopscollections.com
Sapa tau, lagi cari cari hadiah buat istri,suami, pacar, saudara, or buat diri sendiri:)
Banyak barang branded loh, kayak.. tas Louis Vuitton, Prada, Chanel, Gucci, Jimmy Choo dll..
Dan rasakan sensai belanja yang menyenangkan.
Cheers,
Poppy
loh..mana foto penulisnya yang mejeng di depan pintu kopitiam? ;D
bagus om artikelnya. bikin tombol addthis dong di setiap postingnya, jadi kalo ada orang yang baca, gampang untuk share-nya di digg, twitter, atau facebook
nice info pak..