Jangan kaget kalau ke Roemah Kopi karena tampak depannya jauh dari kesan sebuah cafe beneran. Ya, ini sebuah rumah yang oleh empunya Ibu Mirna disulap menjadi sebuah tempat ngopi di kawasan Dago, tepatnya di Ranca Kendal 9 Bandung. Dengan suasana indies dan dihiasi dengan perabotan jaman baheula, Roemah Kopi menjadi salah satu tempat favorit buat menikmati Queen Coffee, espresso dengan racikan rum dan whipped cream ditaburi kayu manis, atau cukup dengan kopi hitam Toraja seraya merasakan udara dingin kota Parijs van Java.
Bagi yang belum pernah ke Roemah Kopi, lokasinya cukup mudah untuk dicapai karena kawasan ini dipenuhi dengan berbagai resto dan cafe. Di ujung jalan Ir. H. Juanda atau terminal Dago, arahkan kendaraan ke Dago Pakar. Di jalan cagak yang pertama ambil jalan yang kanan dan terus hingga hingga lewat restoran The Valley masih terus hingga sampai di komplek perumahan Dago Resort, belok kiri. Jalan terus kira2 kurang dari 1km belok kanan (Congo Cafe) belok kanan. Hati2 karena jalannya menurun tajam dan pastikan kendaraan anda kuat menaiki tanjakan dan turunan yang cukup tajam. Setelah Congo Cafe, jalan terus kira2 500 meter di sebelah kiri adalah lokasi Roemah Kopi.
Saat pertama masuk anda akan disambut oleh suasana rumah yang dipenuhi oleh pernik2 dari berbagai daerah dengan suasana rumah khas jaman Belanda. Turunlah di tangga yang disediakan dan ini benar2 rumah tinggal dimana keluarga pemilik beserta dua anak menantunya tinggal di sini. Oh ya, bagi yang tidak terbiasa dengan udara dingin Bandung, bawalah jaket, kecuali anda memang kebal masuk angin 🙂 Silakan memilih tepat duduk dan rasakan ngopi seperti di rumah sendiri, konsep yang ditawarkan oleh Roemah Kopi yang dibuka sejak tahun 2003.
Dengan pengunjung 200 hingga 300 orang per hari, Ibu Mirna sudah puas dengan bisnis cafe yang berangkat dari kegemarannya meminum kopi. Sebuah usaha yang dimulai dengan tanpa beban beserta suaminya serta tidak ngoyo untuk meningkatkan pengunjungnya. Dengan kisaran harga kopi di bawah 20 ribu, tempat ini bisa dijadikan alternatif untuk ngafe para penggemar kopi atau sekedar mengisi perut karena mereka juga menyediakan berbagai makanan ringan maupun berat. Oh ya, Ibu Mirna adalah puteri dari Soelarko, seorang fotografer yang buku2 mengenai teknik fotonya menjadi bacaan wajib saat saya kuliah.
Ngopi di sini jangan bawa kebiasaan di cafe untuk duduk manis dengan sifat jaim karena namanya juga kafe rumahan. Tempat duduk bisa dipilih di bale2 atau ruang tamu, pokoknya sebuah pengalaman unik yang saya rasakan saat berada di Bandung.
Ya sudah, moga2 foto2 saya di sini bisa lebih menceritakan suasana kafe di Roemah Kopi dan siapa tahu saat anda berada di Bandung dan ingin ngopi, tempat ini bisa dijadikan pilihan. Thanks untuk teman blog saya Jennifer yang sudah menyempatkan diri bersama-sama menikmati kopi di sini sambil ngobrol dengan Ibu Mirna
My best for all coffee lover 🙂
suatu saat nanti kalau masih diberi kesempatan, coba berkunjung kesini
Wah pengen nyoba nich…
sambil study banding with Garutte Coffee
hehe
jadi kepingin usaha warung kopi tp yang lebih sederhana lg biar bisa dijangkau semua rakdjat, tapi nunggu modal dulu
wow,emang ajib neh warung kopi na!
Bagi-bagi cerita perjalanan usaha kopi donk kang,
Syukur-syukur buka rahasia racikan bubuk kopi standard (kopi lokal)diracik rasa internasional.
Haturnuhun ya Rumah kopi,atas respon positivenya.
Rudi Maulana-Bekasi.
sekian tahun kemudian pun, tulisan ini tetap sangat membantu :))
terimakasih sudah posting tulisan ini pak 😀
wah enak bener tu maen ke bandung,mas toni ngomong2 ada lowongan kerja ga.
brilian…konsep sederhana dengan hasil yang tidak sederhana….kalo ke bandung wajib hadir kesini berarti 😀
kalo boleh tau coffee shop kayak gini tetep pake mesin espreso ga mas toni?
lagi iseng2 eh ketemu blog ini. salam kenal ya mas. saya suka kopi tapi belum ‘semaniak’ anda dech :p
maaf kalo katro apa uda pernah bahas kopi flores. bulan lalu saya dapet oleh2 kopi flores yang menurut saya the best dari semua kopi yang pernah saya coba.
kalow menurut mas toni gimana?
sblmx lam kenal…
makasih krn liputanx bener2 ngebantu saya yg jg berencana ngubah rumah saya jd sebuah home cafe…
trima kasih baaaaaaaannnnnyyyyyaaaaaakkkkkkkk ^0^
Halo lagi mas Toni…..
Mas, saya dikirimi (lagi) oleh teman saya yang supply packaging Quintino’s coffee. Ada 2pack Aceh Gayo Coffee. Bagaimana kalo saya kirimkan mas Toni 1pack….
Please PM alamat kirimnya ya…
Thanks & salam ngopi,
Andree
Halo mas Toni, sori ngerepotin lagi ya.
Saya punya mesin espresso “Rancilio Silvia” (belinya setelah rajin baca-baca di blog ini, hehehe)
Selama ini saya selalu beli kopi espresso di caswell’s & minta di grind utk keperluan espresso.
Selain itu saya juga hobi ngopi dengan metode air mengalir alias tubruk.
Yang jadi pertanyaan saya adalah, kira-kira grinder apa yang bagus untuk kedua metode ngopi di atas & bisa grind sekaligus agak banyak; 250 – 500g (tapi yang harganya 1-2jt an aja, hehe lagi low budget nih…)
Thanks ya
Andree
wuiihh… jadi pingin nyobain…
Halo mas Toni pa kabar? Dah pernah nyobain Quintino’s belum? Kopinya lumayan, ada yang banana blend….
nih saya kasih websitenya : http://www.quintinos-coffee.com
salam
Andree
bukan cuma kopinya, ayam asapnya enak banget lho….
Review nya mantab Ton ! ^^
Looking forwad to another “hunting bareng” yaa 🙂
mas toni..thanks yach..atas nama seluruh penggemar blok anda ane ucapakna salut sedalamnya atas semua postingnya…GOOD ,VERY GOOD & RRRRRUAAAAAARRR BIASAAAAAA…!!
Wowwww.keren nihh..kapan2 harus kesana nich,,,!!
Sperti biasa…
liputan khas om Toni..
simple tapi begitu meyakinkan…
dah lama ga kesini…
malahan udah hampir lupa…
untung ada blog om Toni nech… ^_^
thanks om!!
waduhhhhhhhhh..mas toni,kok ga ngajak tu lho ketempat ginian…jadi pingin ngikuttttttttt…mo tau apa ada espresso based coffeenya ga sehhh?? yang jelas it’s cool & very nice..++++ mantaaapzzzzz…
woh keren, jadi kita minum kopinya bebas duduk dimana aja, njrit berasa ngopi di rumah sendiri ?