Rasa kopi itu sangat personal dan rasanya tidak akan pernah ada kopi terbaik untuk setiap orang. Itu pernyataan Agustinus Tassi, juara I Indonesia Barista Championship tahun 2009 sekaligus sebagai roaster di Caswell’s Coffee.
Sekilas cuplikan uji cita rasa yang saya lakukan di Caswell’s Coffee.
Catatan : Sejak tahun 2018, Caswells Coffee sudah berada di bawah naungan Boncafe Indonesia dengan alamat di Jl. RS Fatmawati N. 15.A, Gandaria, Jakarta Selatan.
Saya mengamini pendapat tersebut karena sekali lagi masalah rasa biarlah panca indera kita sebagai hakim terbaik.
Namun pada dasarnya rasa minuman ini bisa dipilah berdasarkan karakteristik khusus yang dipunyai oleh masing2 kopi dan di sinilah cupping atau aktivitas untuk mengetahui rasa dan aromanya berperan.
Agustinus Tassi membagi keahliannya dengan saya dalam satu kegiatan untuk lebih mengenali dan mengapresiasi kopi. Cupping.
Ada dua jenis sampel kopi yang akan di uji, kopi pertama atau sampel A selalu diletakan di sebelah kiri, B sebelah kanan dan demikian seterusnya apabila terdapat lebih dari dua jenis kopi.
Di sebelah kopi terdapat air yang gunanya untuk membersihkan sendok yang digunakan dalam aktivitas cupping agar tidak terkontaminasi dengan sampel kopi lainnya.
Sambil menunggu air mendidih, masing2 peserta kemudian diberikan satu form cupping yang isinya merupakan penilaian kita terhadap karakterisktik kopi yang antara lain :
Fragrance (aroma kopi yang belum diseduh)
Aroma (aroma kopi yang sudah diseduh)
Acidity (keasaman)
Body (kekentalan)
After taste
Ini form yang biasa digunakan oleh SCAA (Specialty Coffee Association of America) dan menjadi standard untuk kegiatan cupping industri kopi.
Informasi lain yang bisa ditambahkan agar lebih lengkap seperti ukuran biji kopi, tipe biji , tahun panen, grade kopi, “1: yang paling bagus hingga “5” untuk kualitas terendah dengan standard yang bisa di lihat di sini, hingga jenis roasting : dark, medium, light, dst)
Sebelum air mendidih dituangkan cupper mencium fragrance kopi dan menuliskan nilai minus 5 untuk yang paling rendah hingga +5 untuk nilai tertinggi. Tidak usah ragu menuliskan nilai yang kita yakini, karena sekali lagi setiap orang akan mempunyai selera yang berbeda.
Setelah selesai, air yang mendidih kemudian dituangkan ke dalam gelas dan didiamkan selama 3-5 menit. Menurut Agustinus, proses ini dimaksudkan agar sedimen kopi bersatu dengan sempurna dengan air.
Proses selanjutnya adalah menyendok kopi dengan posisi terbalik sebanyak tiga kali lalu dicium aromanya sebagai proses pertama untuk mengenali wanginya. Bersihkan sendok dengan air yang tersedia dan ulangi untuk sampel yang kedua.
Selanjutnya buang ampas dan crema yang dihasilkan hingga benar-benar bersih, lalu ambil kopi dengan sendok dan teguk dengan cepat (slurp) yang menghasilkan bunyi khas. Maksudnya, tegukan yang cepat akan menghasilkan butiran cairan kopi (droplet) yang tersebar merata di area mulut kita.
Jadi bukan hanya lidah saja yang akan menjadi alat perasa, tapi juga aliran udara hidung yang akan memperkaya indera perasa kita dalam menilai kopi.
Selanjutnya kita tinggal menuliskan hasilnya ke dalam form cupping dan menjumlahkan total nilai yang diperoleh dari satiap sampel. Agustinus selanjutnya menjelaskan bahwa hasil cupping bisa saja berbeda antara satu orang dengan yang lainnya dan hal ini lumrah terjadi.
Seiring waktu kita melakukan cupping maka semakin sensitif kita menentukan karakteristik kopi.
Pengalaman cupping ternyata sangat menyenangkan apalagi Agustinus dengan sabar akan menjeleskan prosesnya dari awal hingga akhir dan tentu saja memperkaya pengalaman saya sebagai pecinta kopi.
Satu cangkir latte di atas khusus dibuatkan untuk saya dari juara Barista Championship tahun 2009 yang akan berlaga di Singapura tahun mendatang. Agustinus Tassi.
mantap pak benar2 blog ini inspirasi tentang kopi buat saya pak
blog yang bagus dan menginspirasi,gak nyangka dunia perkopian sungguh sangat luas.suka sekali dengan statement “Rasa kopi itu sangat personal dan rasanya tidak akan pernah ada kopi terbaik untuk setiap orang”,nice post pak mas toni
Salut bt Caswell’s Coffee..
Btw kpn buka di makassar krn dsn bnyk coffee holicnya..
Bikin iri aja pak toni..beberapa kali ke jakarta nggak pernah sempat ikut coffee cupping-nya caswells..cuma sempat mampir buat beli bean-nya aja..I wish I could find one in Surabaya, hehehe..
By the way, masih sama2 di daerah Kemang, ada cafe baru juga pak..belum lama2 amat..namanya Antipodean Coffee, di kompleks-nya Hero Kemang. Mereka pake produknya merdeka coffee. Cuma disana agak mengecewakan, soalnya waktu saya tny karakteristik masing2 kopi (saya sungguhan nggak tau, bukannya ngetes) mereka nggak ngerti apa2..trus nggak bisa tester juga..beda banget sama caswells yg dengan sukarela ngasi tester & bikinin kopi berapapun kita minta lengkap dengan penjelasan from a to z. Karena nggak bisa ditny macem2, akhirnya saya pesen standard aja: americano.
Tp sebagai penikmat kopi, perlu juga nyobain antipodean..buat tambah2 referensi..
Last but not least, ada referensi tempat ngopi yg patut dicoba di Solo pak??
Thank’s a lot (^_^)
Mantab, artikel penting untuk penikmat kopi awam seperti saya
halo mas mas pak toni, sudah lama ga blog walking ke blog cikopi eh udh banyak update2 baru. hmmm kmaren saya sempat mau ikutan cupping di caswells juga tapi sudah keburu puasa. jadi pada akhirnya sample A dan B itu kopi apa pak?
Salam kenal bung toni, mau numpang tanya nih
Caswell’s Coffe sekarang ada di mana ya, sepertinya udah pindah dr kemang utara
aku jd pingin belajar ttg kopi nih
Salam
Aris S;. All the best!!
thanks berat mas toni,buat semua postingnye ya…
cool abiezt…u da best lah pokoke..
Salam kenal bung toni, mau numpang tanya nih
Caswell’s Coffe sekarang ada di mana ya, sepertinya udah pindah dr kemang utara
aku jd pingin belajar ttg kopi nih
Salam
Aris S
wahh jadi pengen…
wah!wah! P.Tony dapat kesempatan emas buat mengenal lebih jauh itu yg namanya “kupi” langsung dari sang juara…(jealous mode: ON)